Fimela.com, Jakarta Wulan Guritno merasa bahagia ketika mendapat tawaran untuk ikut bermain dalam film Ketika Mas Gagah Pergi. Ia menandaskan materi yang diangkat dalam film yang merupakan adaptasi novel karya Helvy Tiana Rosa itu sangat bagus. Diakui Wulan, dirinya sempat menolak tawaran lantaran terbentur dengan projek film lainnya.
"Aku tahu novelnya, memang sangat bagus ya materinya. Senang banget terlibat di film Ketika Mas Gagah Pergi ini. Aku mendapat pengalaman baru, selain dari perannya, juga dari lawan main," kata Wulan Guritno ditemui di acara konferensi pers film Ketika Mas Gagah Pergi, XXI Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (15/1).
Baca Juga
- Wulan Guritno Waspada Kanker Lewat Film I am Hope
- Kemampuan Vokal Raisa Buat Menteri Yuddy Chrisnandi 'Kepincut'
- Menanti Single Keempat Isyana Sarasvati
Film yang disutradarai oleh Firmansyah ini memang diperankan oleh para pemain muda seperti Hamas Syahid sebagai Gagah, lalu Aquino Umar sebagai Gita, Masaji Wijayanto sebagai Yudi, dan Izzah Ajrina sebagai Nadia. Ketika berinteraksi dengan pemain muda yang relijius tersebut, Wulan menjadi belajar. Bukan akting, namun sikap dan perilaku pemain dalam menjalankan ajaran aturan agama Islam.
"Ada keunikannya sendiri, contohnya Hamas. Saya orang yang duluan lahir di dunia ini, tapi aku lihat ilmu dalam beragamanya lebih matang daripada aku. Jadi aku banyak belajar dari Hamas. Biasanya kalau lagi break syuting, kita ngerumpi, tapi kalau dia ambil wudhu terus solat dan ngaji," tutur Wulan.
Sebagai manusia, Wulan tak mau berhenti belajar dalam memperbaiki diri. Ia pun tak malu ketika menyatakan belajar agama dari yang lebih muda. "Aku nggak malu sebagai seorang muslim, aku masih belajar agama. Seperti dari Hamas. Setiap tahun ilmu agama saya sedikit-sedikit bertambah," tukas Wulan Guritno.