Bom Sarinah, Ternyata Ini Ambisi Bahrun Naim

Karla Farhana diperbarui 15 Jan 2016, 11:56 WIB

Fimela.com, Jakarta Dalang di balik meledaknya bom di Sarinah, Jalan MH Thamrin kemarin (14/1) ternyata bukan pemain baru. Nama Bahrun Naim sudah tersebar di kalangan polisi dan masyarakat sejak November 2010 lalu. Saat itu, Bahrun ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 karena terbukti memiliki ratusan butir amunisi ilegal. 

Bahrun lantas dijerat pasal kepemilikan senjata api. Kepada Liputan6, Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian mengatakan, Bahrun bukan aktor baru dalam jejaring terorisme. Namanya memang tidak pernah terdengar lagi setelah bebas dari balik jeruji. Meskipun begitu, keberadaan pria asal Solo, Jawa Tengah ini disinyalir bergabung dengan ISIS di Suriah. 

Di Suriah, Bahrun memiliki misi besar, membentuk khatibah nusantara, dalam lingkup Asia Tenggara. Indonesia pun akhirnya ditentukan menjadi sasaran empuk dalam menjalani misinya, sehingga dia bisa dikenal ISIS sebagai pemimpin. 

"Dia ingin membentuk khatibah nusantara, yang meliputi Asia Tenggara. Sehingga dia ingin rancang serangan di Indonesia, sehingga dikatakan pemimpin. Untuk dapatkan kredit sebagai pemimpin di mata jaringan ISIS," kata Tito kepada Liputan6. 

Sementara itu, ada persaingan antara kepemimpinan dalam merebut komando ISIS di Asia Tenggara. Karena, dilansir dari Liputan6, kantung ISIS di Asia Tenggara terdapat di Indonesia, Filipina, dan Thailand. Menurut Tito, ada sebuah kelompok ISIS yang sudah mendeklarasikan dirinya di wilayah Filipina selatan. 

Inilah yang membuat Bahrun akhirnya merasa tersaingi. "Dia ingin jadi leader kelompok ISIS di Asia Tenggara, sehingga terjadi upaya persaingan leadership. Di Filipina sudah di-declare Bahrum. Oleh karena ada persaingan antara leader di Asia Tenggara, Bahrum Naim, mereka merancang serangan itu," ucap Tito kepada Liputan6.