Fimela.com, Jakarta Mungkin karena Derawan, anggapan akan Kalimantan yang selalu identik dengan belantara mulai bergeser sedikit demi sedikit. Disebut-sebut sebagai paru-paru dunia, wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini merupakan rumah bagi 'hamparan' hutan hutan tropis.
Ekspolarasi di lakukan hingga ke pulau terluar Indonesia, Derawan 'ditemukan' sebagai wajah lain tanah Borneo. Di sini, snorkeling dan menyelam merupakan aktivitas wajib bagi pelancong. Maklum, Derawan adalah tempat di mana karang cantik dan sederet fauna, seperti penyu dan pari manta bisa dijumpai.
Baca Juga
Bahkan 'magical moment' bisa dicicip pada bulan tertentu, yakni saat bisa melihat penyu mau pun pari manta tanpa repot-repot mencemplungkan diri ke laut. Terdengar menarik, namun pesona Derawan tak berhenti di penjelajahan sang biru pekat saja. Jauh di dalam pulau Maratua, terdapat satu 'keajaiban' lain Derawan.
Adalah Haji Mangku, gua yang keberadaan dominasi stalaktit dan stalagmitnya digantikan oleh air berwarna biru. Berada di tengah pulau, pengunjung harus rela trekking selama kurang lebih 10 menit dengan melalui jalur yang sarat akan belukar, karang, dan naik-turun tanah.
Semua lelah akibat jalur yang jauh dari kata mudah seketika terbayar lunas oleh pemandangan kolam alami yang 'telanjang'. Tanpa atap, gua Haji Mangku ini sebenarnya lebih mirip kolam alami yang juga bisa dijumpai di hanya beberapa negara di dunia. Godaan untuk berenang pun sontak menyeruak.
Melompat dari ketinggian yang tak cukup menimbulkan rasa ngeri, dingin air gua Haji Mangku seketika menyapu semua lelah. Karena notabene berada di dalam gua, 'kolam' ini pun punya terowongan dengan ukiran baru-batu alam memukau. Terhanyut, gua Haji Mangku menghadirkan rasa intim akan alam Derawan.