Ogah Dipimpin Nabi Palsu, Bibit Samad Riyanto Mundur dari Gafatar

Gadis Abdul diperbarui 13 Jan 2016, 07:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Penyesalan masih sangat dirasakan oleh mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bibit Samad Riyanto yang pernah bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Didaulat sebagai Ketua Dewan Pembina Gafatar selama satu tahun lebih Bibit mengaku merasa ditipu.

Kepada sebuah media online nasional Bibit menceritakan kenapa ia bisa terlibat dalam organisasi terlarang yang telah ‘menculik’ banyak orang itu. “Saat itu 24 Desember 2014, saya ketemu pengurusnya, dia cerita bahwa mereka bekerja atas petunjuk messiah. Siapa itu, Mosadeq, saya teliti dan makin bulatlah saya untuk mundur,” jelas Bibit.

Nama Musadeq atau Ahmad Musadeq memang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Musadeq yang sempat bikin heboh lantaran mengaku sebagai nabi itu diduga menjadi pimpinan organisasi Gafatar. Walaupun Musadeq kini masih dipenjara namun polisi akan tetap mendalami kegiatan dari salah satu organisasi terlarang tersebut.

"Salah satu pernyataannya (kelompok Gafatar), Nabi Muhammad bukan nabi terakhir, tapi ada utusan terakhir yakni AM yang ada di LP Cipinang yang merupakan guru besar utusan Gafatar ini. Satu orang anggota kelompok ini juga ada yang diproses ke pengadilan di Sulawesi Tenggara," jelas Kepala Divisi Humas Porli Irjen Anton Charliyan seperti dikutip dari Liputan6.com, Rabu (13/1/2016).

Gafatar yang dideklarasikan pada 21 Januari 2012 itu kini memang meresahkan masyarakat. Sejumlah orang dinyatakan menghilang dan direkrut oleh organisasi terlarang yang mengaku sudah memiliki cabang di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Berkedok sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial, nyatanya Gafatar mencoba untuk meleburkan semua agama.