Catatan Kehidupan Budi Anduk (2)

Komarudin diperbarui 12 Jan 2016, 14:21 WIB

Fimela.com, Jakarta Berbekal ijazah SMA yang dimiliki, Budi Anduk lalu melamar kerja. Nasib baik rupanya sedang bersamanya. Ia diterima menjadi pramuniaga di sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Karena bosan, ia lalu memutuskan untuk berhenti.

Seiring perjalanan waktu, Parto mengajak Budi untuk ikut syuting sebuah program Ngelaba di sebuah stasiun televisi pada 1996. Budi mengenal Parto karena mereka bertetangga. Kedekatan hubungannya dengan Parto, ia kemudian mengajak Budi sebagai figuran.

Dari program tersebut kemudian yang memunculkan nama Budi Anduk. Saat menjadi kru Ngelaba, ia selalu ditugaskan di bagian lapangan sehingga mudah keringatan. Karena itu ia butuh handuk untuk mengelap keringatnya. Dari situ panggilan Budi Anduk menjadi melekat.

Budi Anduk menikah dengan perempuan asal Cirebon, Neneng Nurhayati, pada 25 Mei 2007. Rezeki pun kian mengalir.

Lambat tapi pasti, karier Budi Anduk cemerlang. Tawaran demi tawaran pun selalu mendekatinya. Puncaknya saat ia menjadi pemeran utama dalam sinetron komedi (sitkom) Tawa Sutra dan Untung Ada Budi.

Popularitas  Budi  Anduk kian melonjak. Tak hanya tampil dalam acara di layar kaca, tapi juga bermain di layar lebar. Ia bermain dalam film Tiren: Mati Kemarin, Tulalit.  Di tengah kariernya kian melejit, Budi Anduk terpaksa harus berhenti dari dunia hiburan akibat sakit pada 2009.

What's On Fimela