Fimela.com, Jakarta Bicara mengenai persalinan, maka bukan hanya sebuah perjuangan ibu mengeluarkan bayi saja. Namun ada tali pusat dan plasenta yang juga bagian dari bayi. Di Indonesia sendiri, ada beberapa suku yang menganggap plasenta adalah sebuah bagian yang sakral, sehingga keberadaannya harus dihormati. Setidaknya, tidak diperlakukan sembarangan. Namun, rupanya tak hanya di Indonesia, suku Maori di Selandia Baru pun juga memegang prinsip ini.
Baca Juga
Emma Jean Nolan, seorang bidan cantik asal Australia membagikan sebuah foto bayi yang masih lengkap dengan tali pusat dan plasenta di akun Facebooknya. Dilansir dari Mirror.co.uk, Plasenta dari bayi bernama Herper Hoani Spies ini difoto setelah satu setengah jam setelah ia lahir ke dunia pada Sabtu (2/1). Herper sendiri merupakan bayi yang berasal dari suku Maori di Selandia Baru.
Sama seperti tradisi di Indonesia, suku Maori juga memiliki tradisi untuk menguburkan plasenta alias ari-ari bayi ke dalam tanah setelah dilahirkan. Dalam bahasa suku Maori, tradisi tersebut bernama Whenua. Emma sendiri mengambil foto Herper beserta plasenta ke media sosial bukan tanpa maksud. Ia ingin mengenalkan sebuah praktek budaya yang indah dan suci namun masih sedikit di ketahui.
Welcome earthside sweet little HarperAs a Maori baby his placenta will now be returned to the land. The word 'whenua'...
Dikirim oleh Emma Jean Photography pada 2 Januari 2016
"Saya memutuskan untuk memotret ini karena saya ingin menunjukkan bahwa kelahiran psikologis seperti yang orang-orang lihat nggak pernah memperlihatkan bayi yang masih terhubung dengan plasenta mereka. Saya nggak mengharapkan banyak respon untuk foto ini," ungkap Emma seperti yang dikabarkan Mirror.co.uk pada Kamis (7/1).
"Saya tahu bahwa ini penting untuk membicarakan tentang tradisi suku Maori di tautan saya, yang mana plasenta bukan sesuatu yang dihargai dan dihormati dalam budaya Barat. Umumnya dibuang, diabaikan dan dianggap menjijikan. Namun, tanpa plasenta, kita nggak akan berada di sini."
Hingga kini, foto yang diunggah sejak 2 Januari lalu itu telah mengumpulkan sekitar 3.700 penyuka dan sekitar 800 kali dibagikan ulang. Plasenta Herper kini telah dikuburkan oleh kakeknya di Bombay Hills of Auckland, Selandia Baru, tepatnya di bawah pohon Tortora. Selain menjadi bidan, Emma memang memiliki hobi fotografi, ia menekuni hobinya selama mengambil cuti hamil kelahiran anak pertamanya. Sedangkan untuk pengambilan gambar plasenta Herper, ia sudah merencanakannya cukup lama.