Fimela.com, Jakarta Ada kesan tersendiri bagi Kinaryosih saat bertemu dengan Hamidah, ibu kandung Angeline, bocah 8 tahun yang diduga dibunuh ibu angkatnya sendiri. Menurut Kinar, Hamidah merupakan sosok ibu sederhana dan pendiam. Pertemuan itu berlangsung beberapa minggu sebelum pergantian tahun 2016.
"Kalau dari fisik, warna kulitnya sama-sama kecoklatan. Tapi kalau dari karakter, ibu Hamidah sangat pendiam dan sederhana . Saya enggak bisa ngomong banyak ke dia. Takutnya setelah bicara sama ibunya terus kepikiran anak aku. Jadi nangisnya enggak stop-stop," ujar Kinaryosih di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis (7/1/2016).
Baca Juga
- 8 Lagu Paling Asik yang Harus Kamu Dengar di Bulan Januari
- Trauma, Dodhy Eks Kangen Band Pilih Vokalis 'Alim'
- Blak-blakan Soal Tyas Mirasih, Anggita Sari Tak Takut Dituntut
Kinaryosih sempat mengatakan kepada ibu tersebut bahwa film ini didedikasikan untuk anaknya. Kinar meminta agar sang ibu tetap tegar karena Angeline sudah bahagia di akhirat sana.
"Aku ngomong ini film untuk Angeline, ibu Hamidah seorang pahlawan sebenarnya. Dan Angeline sudah bahagia. Jadi ibu Hamidah harus kuat dengan kejadian yang dialami. Terus dia enggak bisa berbicara apa-apa," jelas Kinaryosih.
Di film ini, Kinaryosih diplot menjadi Hamidah, ibu kandung Angeline. Meski tak mengalami kesulitan, Kinaryosih mengaku selalu menangis jika membahas soal kisah tragis bocah tersebut. Bahkan dia tak bisa membayangkan jika anaknya sendiri berada pada posisi Angeline.
"Saya enggak tahu kenapa dengan judul film ini. Ngomong sedikit langsung nangis. Ceritanya bikin nangis karena saya enggak bisa bayangkan seorang ibu yang anaknya meninggal. Kalau saya diposisi ibu Hamidah, saya bisa gila," ungkap Kinaryosih.