Fimela.com, Jakarta Memiliki ibu seorang pemeran ternyata tak membuat Shaloom Razade Syach tertarik untuk berkiprah dalam bidang yang sama. Sepertinya, peribahasa buah jatuh tak jauh dari pohonnya kurang pas bagi Shaloom dan Wulan Guritno.
"Tawaran ada, tapi anaknya saja yang nggak mau. Kemarin main film Cinta Selamanya karena teman juga, banyak juga ajak casting filmnya bagus-bagus, tapi nggak mau," kata Wulan Guritno di Universitas Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (30/12).
Baca Juga
- Wulan Guritno Waspada Kanker Lewat Film I am Hope
- Lemmy Kilmister Tutup Usia, Motorhead Mantap 'Undur Diri'
- Lirik Lagu Charlie Puth 'One Call Away'
Tak seperti Wulan yang senang ketika berakting di depan layar, Shaloom ternyata lebih nyaman berada di belakang layar. Sebagai orangtua, Wulan pun mendukung keinginan Shaloom untuk memperdalam ilmu belakang layar.
"Anaknya lebih tertarik di belakang layar, dia mau cari sekolah perfilman, jadi director mudah-mudahan keterima sekolah yang diinginkan," tutur pemilik nama lahir Wulan Lorraine Guritno tersebut.
Padahal, Wulan selalu mengidamkan bisa bermain dalam sebuah judul film bersama putri sulungnya. "Saya selalu bayangin main film berdua sama dia, tapi dia nggak mau. Ya kalau dia jadi sutradara pokoknya jangan lupa saya yang main ya," tuturnya.
Shaloom juga mengutarakan keengganannya untuk tak ikut serta dalam film yang digarap oleh orangtuanya berjudul I am Hope. Dalam film yang dibintangi Fachry Albar, Tatjana Saphira, Kenes, Fauzy Baadila dan Tio Pakusadewo ini, Wulan Guritno bertindak sebagai produser, sementara Adilla Dimitri sebagai sutradaranya.
"Malah saya tawarin (I am Hope), ibu bapaknya kan buat film, harusnya anaknya juga. Tapi anaknya (Shalom) nggak mau setelah dilihat nggak cocok juga umurnya. Apalagi dipasangin sama Fachry Albar, yang tepat ya Tatjana Saphira," tukas Wulan Guritno.