Satu Lagi Anugrah untuk Film Indonesia: Usmar Ismail Award

Puput Puji Lestari diperbarui 29 Des 2015, 13:56 WIB

Fimela.com, Jakarta Yayasan Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (YPPHUI) siap menggelar Usmar Ismail Award (UIA) tahun 2016 dengan menghadirkan wartawan sebagai juri penilai. UIA akan memberi penilaian terhadap film-film nasional dari berbagai genre, untuk menghasilkan tujuh (7) nominasi. Ajang penghargaan insan perfilman ini menambah jumlah kegiatan sejenis yang sudah ada.

"Banyak ajang penghargaan akan lebih baik untuk perfilman Indonesia,” kata Adisurya Abdy, Kepala Sinematek sekaligus penggagas dan penanggungjawab Usmar Ismail Award di Jakarta, Senin (28/12/2015). Menurut Adisurya, persiapan UIA 2016 sedang dilakukan oleh tim pelaksana kegiatan. “Yang pasti, kami berkoordinasi dengan Forum Pewarta Film untuk menjadi bagian kegiatan di penjurian nanti,” katanya.

 

Baca Juga

Adisurya juga memastikan jadwal UIA 2016 akan dilaksanakan pada pekan pertama April tahun depan. “Panitia UIA 2016 bekerjasama dengan stasiun televisi Trans 7 yang dalam hal ini bertindak sebagai team official, yang akan menayangkan acara awarding night padaMinggu, 3 April 2016 mendatang,” tegasAdisurya.

Proses penilaian akan dilakukan di bioskop untuk seluruh film-film yang tayang selama setahun terakhir sampai akhir Februari 2016.
UIA 2016 menyiapkan 17 Piala dan menghadirkan 20-an ikon perfilman Indonesia yang mewakili eranya masing-masing sejak tahun 1980an hingga sekarang.

Beberapa nama ikon perfilman tersebut antaranya DediSutomo, Roy Marten, Ray Sahetapi, Rio Dewanto, LukmanSardi, Vino G Bastian, Lenny Marlina, Widyawati, Nani Wijaya, Ayu Azhari, Meriam Bellina, Dian Sastrowardoyo, Prisia Nasution, dan lain-lain.

 

“UIA merupakan ajang penghargaan independen yang diberikan kepada insan perfilman, bukan acara plat merah atau dibiayai oleh pemerintah. Semoga UIA menjadi ajang penghargaan insan film sesungguhnya, sesuai motto yang dibawa,” kata Adisurya Abdy.

Sementara itu, Koordinator Forum Pewarta Film, Teguh Imam Suryadi menyatakan dukungannya pada UIA. “Dulu pernah ada ajang Best Actor & Actress PWI Jaya yang melebur ke FFI, namun akhirnya suara wartawan hilang di sana. Lalu ada Festival Film Jakarta tahun 2006-2008 yang penilaiannya juga dilakukan oleh wartawan. Semoga UIA menjadi wadah wartawan untuk memberi sumbangsih bagi perfilman Indonesia,” kata Teguh.