Gamelan Jawa yang Menambat Hati Komposer Legendaris Perancis

Asnida Riani diperbarui 25 Des 2015, 17:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Jadi negara yang tak hanya terkenal akan berbagai panorama eksotis, Indonesia pun jadi "rumah" bagi sederet budaya yang mungkin tak bisa ditemukan di belahan dunia lain. Karenanya, tak heran kalau masyakarat dunia menaruh rasa penasaran dan ketertarikan untuk mempelajari budaya Indonesia.

Jauh sebelum perempuan asal Australia, Helen Pausacker, menekuni wayang, budaya Indonesia sudah menambat hati seorang komposer legendaris asal Perancis. Adalah Claude Debussy yang kali pertama mendengar harmoni merdu dari alunan gamelan jawa ketika peresmian Menara Eiffel di tahun 1889.

Bukan satu suara familiar, iringan gamelan jawa seakan membius pendengaran sang komposer yang kala itu berusia 27 tahun tersebut. Dimuat oleh National Geographic, Debussy tak hanya terkesima oleh kualitas suara, namun juga kompleksitas dari komposisi gamelan itu sendiri.

Bahkan Debussy sempat menuturkan sebagimana dilansir National Geographic, patitur Liszt yang begitu rumit pun tak menandingi sulitnya bermain gamelan jawa. Tak hanya itu, Debussey pun menunjukkan pengaruh gamelan jawa pada nada pentatonik Pagodes, bait pertma d'Estampes yang digarap pada tahun 1903.

Lewat pengaruh gamelan jawa, Debussy sukses mencatatkan namaya sebagai komponis Eopa pertama yang menanggalkan konsep barat dalam menciptakan harmonisasi. Taktertampik, peran gamelan jawa dalam membentuk musik Debussy begitu penting. Musik tradisional asal Indonesia yang mencuri hari sang komposer legendaris Perancis.

What's On Fimela