Fimela.com, Jakarta Langkah Ernest Prakasa untuk meninggalkan dunia musik ternyata berbuah manis. Novel karyanya yang berjudul Ngenest berhasil diangkat ke layar lebar. Film ini menjadi debut Ernest sebagai sutradara yang merangkap pemain dan penulis sekaligus. Rasa haru bercampur khawatir menyelimuti pria keturunan Tionghoa tersebut.
"Jadi sutradara, aktor, dan penulis itu campur aduk perasaannya. Was-was laku apa enggak, seneng dan terharu, sulit digambarkan. Melelahkan secara fisik dan mental," kata Ernest Prakasa di Epicentrum, Jakarta Selatan, Selasa (22/12/2015).
Baca Juga
- Debut Layar Lebar, Ernest Prakasa Jadi Sutradara Sekaligus Pemain
- Dilirik Ernest Prakasa, The Overtunes Buat Klip OST 'Ngenest'
- Gara-gara Film 'Bajirao Mastani', Ayu Ting Ting Asik Goyang India
Meski demikian, Ernest tak mau berpuas diri dengan karya perdanya yang akan rilis pada 30 Desember 2015 itu. Pria kelahiran Jakarta, 29 Januari 1982 ini justru ingin terus belajar dan menggali potensi yang dimilikinya.
"Seniman nggak akan pernah bisa bener-bener puas. Tapi yang saya selalu inget, nggak boleh terlalu kejam sama diri sendiri. Karena biar gimanapun ini film pertama saya," sambungnya.
Lewat film Ngenest, Ernest Prakasa ingin berbagi kebahagiaan kepada setiap orang lewat pengalaman hidupnya. Karena menurut Ernest, menertawakan kehidupan sendiri yang sudah berlalu juga merupakan bagian dari terapi.
"Pesan film ini (Ngenest) sesuai tagline, 'Kadang hidup harus ditertawakan'. Setelah saya dewasa, inget sesuatu saya kecil ya ditertawain aja. Menertawakan adalah terapi," pungkas Ernest Prakasa.