Fimela.com, Jakarta Ketika Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam jadi rumah bagi sederet garis pantai cantik, Laos justru tak punya pesona biru menggoda dari sang laut. Ya, negara yang pengucapan namanya tak menyertai huruf "s" ini jadi satu-satunya wilayah Asia Tenggara yang dikepung daratan.
"Tersembunyi", negara ini jarang disebut sebagai destinasi idaman bagi turis Indonesia. Meski demikian, pesona tetap tak absen dari negara tetangga Myanmar ini. Salah satu yang jadi alasan untuk berpelesir ke Laos adalah festival yang kabarnya paling besar dan populer seantero negeri, yakni That Luang.
Baca Juga
Kental akan ajaran Buddha, Laos seakan menjelma jadi Kamboja tanpa banyak turis. Berlangsung pada minggu pertama bulan penanggalan Buddha (sekitar Oktober atau November), tak ada salahnya menjadikan Laos sebagai bucket list tahun depan.
Festival yang padukan unsur agama dan budaya ini dimulai dengan menyalakan lilin beraneka wakna ketika senja di depan Wat Simeuang. Kemudian, peserta festival berjalanan mengelilingi kuil sambil memegang lilin, dupa, dan bunga sambil diiringi harmoni kendang dan simbal.
Pada petang di hari selanjutnya, perayaan berlangsung dengan berhiaskan ratusan orang yang memakai pakaian tradisional Laos. Nyayian, alunan musik, dan gerakan tari jadi serangkaian agenda di hari kedua. Lalu pada hari selanjutnya, fajar jadi waktu di mana pemberian darma pada ratusan biksu berlangsung.
Ikuti serangkaian festival lokal memang jadi satu media untuk memahami kearifan budaya setempat, tak terkecuali Laos. Meski tak ada belaian dari angin laut, namun pesona Laos tak berkurang sedikit pun.