Fimela.com, Jakarta Kota Batu, Malang, jadi tempat di mana napas terakhir Ben Anderson berhembus pada Minggu (13/12). Kepergian sang Indonesianis kerap mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, laki-laki kelahiran 26 Agustus 1936 tersebut sempat mengisi kuliah umum bertema "Anarkisme dan Nasionalisme" di Universitas Indonesia, Depok, Kamis (10/12).
The Conversation melaporkan, laki-laki yang diduga meninggal akibat serangan jantung ini banyak menulis tentang formasi, stabilisasi, dan gangguan yang dialami masyarakat Asia Tenggara. Berpulang di usia 79 tahun, Anderson tinggalkan banyak warisan bagi masyarakat modern.
Baca Juga
Imagined Communities, salah satunya. Wawasan teoritikal Anderson tak hanya disebarluaskan di Indonesia. Lingkupi beberapa negara di dunia, pemikiran-pemikian Anderson pun mencangkup berbagai bidang, termasuk budaya, media, poltik, juga sejarah dan hubungan internasional.
Dilaporkan Global Voice Online, Anderson berikan pemahaman tentang politik internal maupun eksternal dari berbagai lapisan masyarakat modern. Juga, membuat ilmuwan paham mengapa orang melakukan pengorbanan irasional dengan menoleransi sederet penyalahgunaan dan kesukaran yang dialami masyarakat.
Pemikiran-pemikiran cerdas laki-laki bernama lengkap Benedict Richard O’Gorman Anderson ini terkait polemik masyarakat, terutama di wilayah Asia Tenggara, tentu jadi warisan mahal yang masih bisa digeneralisasikan ke berbagai bidang. Meski sudah berpulang lebih dulu, namun bagi beberapa orang ide Ben Anderson akan tetap hidup.