Eksklusif, Dena Rachman Bicara Soal Diskriminasi dan Pernikahan

Musa Ade diperbarui 14 Des 2015, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Dena Rachman yang terlahir dengan nama Renaldy Denada Rachman dikenal sebagai penyanyi cilik yang memeriahkan industri musik anak-anak pada tahun 90-an. Memulai debut kariernya di dunia hiburan sejak usia belia, membuat Dena tidak hanya sukses menjadi bintang iklan namun juga sebagai penyanyi.

Setelah sukses dengan karier di industri musik anak-anak, Dena yang menginjak usia remaja semakin jarang terlihat di dunia hiburan. Hal ini dikarenakan, ia lebih memilih untuk fokus di bidang pendidikan.

 

Namanya kembali heboh tahun 2013 ketika memutuskan untuk menjadi seorang transgender. Memang bukan perkara mudah untuk memutuskan mengubah jenis kelamin dari laki-laki menjadi perempuan.

Keputusan Dena Rachman yang menjadi transgender menimbulkan pro dan kontra di kalangan netizen. Akan tetapi banyak juga netizen yang memuji kecantikan Dena Rachman.

Transgender kelahiran 30 Agustus 1987 ini melakukan operasi payudara agar penampilannya terlihat lebih feminim. Sebelum melakukan operasi payudara, Dena terlebih dahulu memikirkannya dengan matang, termasuk meminta izin kepada keluarga dan konsultasi kepada psikolog.

Lantas seperti apa reaksi orangtuanya ketika Dena Rachman memutuskan untuk menjadi seorang wanita? Dan pernahkah Dena mengalami tindakan diskriminasi? Apakah Dena mempunyai impian untuk menikah? Simak ulasan selengkapnya dalam petikan wawancara berikut ini.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Tindakan Diskriminasi dan Impian Pernikahan

Bagaimana tanggapan Dena Rachman tentang pro dan kontra perihal keputusannya menjadi transgender? (Fotographer: Galih W. Satria, Digital Imaging: Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Apa alasan Dena Rachman sehingga memutuskan untuk menjadi seorang wanita?

I think it's life. Dan kita harus bertahan hidup. Lalu hidup seperti apa? Hidup yang nyaman dan jujur. Jika kamu menjalani sesuatu yang sepertinya bukan kamu, pasti kamu tidak akan nyaman dan tidak bahagia. Aku memutuskan hal ini bukan tiga atau empat tahun lalu, tapi semua ini proses dan prosesnya seumur hidup. Yang aku rasakan itu sejak aku kecil, bukan tiba-tiba kuliah atau lulus kuliah. Dari kecil, aku sudah merasa kalau aku ini feminim. Dan sampai tahap di mana aku merasa adalah wanita walaupun aku dilahirkan sebagai laki-laki. Untuk mencapai keseimbangan dalam hidup, tubuh dan jiwa harus seimbang, selaras dan harmonis. Jika tubuh dan jiwa tidak seimbang makan akan stres. Jika aku menjalani hidup sebagai laki-laki mungkin aku akan menjadi stres. Karena aku tidak nyaman dan bahagia. Dengan diriku yang bahagia, aku merasa orang-orang di sekitarku menjadi bahagia.

Setelah Dena Rachman melakukan implan payudara, banyak orang yang menghujat. Seperti apa Dena Rachman menanggapi hujatan-hujatan tersebut? 

Ya karena di Indonesia masyarakatnya sosial normatif jadi kita hidup dengan nilai-nilai dan norma-norma yang dijunjung tinggi. Ini bagus sekali, karena kita hidup harus memegang prinsip. Tapi kadang-kadang kita itu menganggap prinsip kita itu yang paling benar. Dan jika ada orang lain yang menjalani hidup tidak sesuai dengan prinsip kita maka kita anggap salah. Dan kita akan menyerang orang tersebut. Menurutku selama tidak mengganggu orang lain itu tidak masalah. Karena bagiku hidup kamu ya hidup kamu dan hidup aku ya hidup aku. Banyak orang di Indonesia yang terlalu mencampuri urusan hidup orang lain dan menganggap dirinya yang paling benar. Oke, prinsip kita benar akan tetapi belum tentu prinsip orang lain itu salah. Jadi harusnya kita saling menghargai dan menghormati.

Komentar-komentar haters yang tidak bisa Dena Rachman lupain itu komentar yang seperti apa?

Kalau komentar kritikan tapi membangun, itu aku senang sekali karena bahasa yang mereka gunakan itu sopan. Kalau buatku mereka (haters) memang orang-orang yang tidak mengerti. Kalau memang udah dasarnya haters ya haters aja. Kalau buatku, ngebully diriku tidak apa-apa tapi jangan ngebully bisnis aku. Waktu itu ada komentar di Instagram DRAMA, 'Ah ini sepatu buatan kamu (Dena Rachman) ya? Pasti ukurannya besar-besar ya? Sizeku kan 38, kamu kan shemale dan sizenya pasti 42'. Karena buat aku, komentar pedas di tempat bisnisku itu kan bisa berpengaruh negatif pada bisnisku.

Apakah Dena Rachman pernah down gara-gara komentar pedas dari haters?

Jujur saja kalau sekarang ini sudah kebal. Dulu waktu awal-awal sempat kaget tapi dasarnya aku orangnya cuek. Jadi sekarang udah terbiasa.

Apakah Dena Rachman pernah mengalami diskriminasi?

Baru-baru ini aku punya pengalaman dan ini bukan cyber bullying tapi diskriminasi secara langsung. Waktu aku liburan ke Bali, aku mengalami perilaku yang tidak menyenangkan dan diskriminasi. Waktu aku mau restoran di daerah Seminyak. Restoran tersebut kalau malam memang ramai sekali. Karena ramai, banyak security di luar yang tugasnya untuk menyortir pengunjung yang akan masuk. Caranya adalah yang orang bule boleh langsung masuk dan orang lokal harus cek ID terlebih dahulu. Dan kebetulan aku lupa bawa ID, memang aku sudah sering ke restoran ini. Tapi memang restoran ini baru saja ganti security sehingga orangnya (security) tidak tahu. Jadi begitu aku mau masuk kemudian ditanya ID tapi ada satu security yang cara tanyanya tidak enak. Setelah masuk, aku cerita kepada pemilik restoran yang kebetulan temanku. Kemudian aku keluar bermaksud untuk memfoto security tersebut tapi sepertinya orangnya tidak terima dan minta handphoneku akan tetapi tidak aku kasih. Akhirnya aku dikeroyok oleh dua atau tiga security sambil mengambil handphoneku secara paksa. Aku sendiri kaget, kenapa di negeri sendiri perilakuannya seperti ini. Menurutku perilakuannya tidak manusiawi dan berlebihan.

Peran Ibu bagi Dena Rachman?

Selain orangtua, ibuku itu seperti sahabatku sendiri. Orangnya juga open minded akhirnya hubunganku dan ibu menjadi sangat harmonis. Jadi perannya sangat besar dan penting karena orangtuaku selalu ada di belakangku. Karena segala sesuatu yang kujalani pasti akan mendapat restu dari orangtua. Waktu aku akhirnya berterus terang kepada ibu kalau aku lebih nyaman menjadi seorang wanita. Ya ibuku sempat syok tapi akhirnya kita mengadakan diskusi dua arah. Akhirnya hubungan kita sampai saat ini makin erat.

Apakah Dena Rachman ada keinginan untuk menikah? Dan karakter pria impian Dena Rachman seperti apa?

Kalau keinginan untuk menikah ya mau, kan kita ini makhluk sosial. Aku juga inginnya menua bersama seseorang. Aku juga tidak menargetkan umur berapa untuk menikah. Aku juga orangnya lumayan pemilih jadi semisalkan aku tidak mendapatkan yang aku inginkan kayaknya mending tidak usah maksa. Di umur-umur seperti ini yang paling penting adalah cocok dalam hal apa pun. Dan kebetulan saat ini belum ada yang cocok.

 

3 dari 3 halaman

Antara Dunia Hiburan dan Dunia Bisnis

Kira-kira Dena Rachman lebih fokus ke dunia hiburan atau dunia bisnis? (Fotographer: Galih W. Satria, Digital Imaging: Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Kesibukan Dena Rachman saat ini?

Saat ini aku sedang sibuk dalam tiga dunia. Pertama, aku sedang sibuk dengan bisnis sepatuku, DRAMA yang baru saja launching. Udah presentasi season kedua dan sekarang sedang masa penjualan. Kurang lebih aku sekarang mengelola bisnisku mulai dari operasional sehari-hari, produksi, hubungan ke media, promosi dan lain sebagainya. Untuk di dunia hiburan, masih tetap menjadi bintang tamu di talkshow. Dan sedang persiapan sebuah project yang masih belum bisa disebutkan. Dan yang ketiga, aku aktif di dunia sosial. Aku aktif dalam menyuarakan pesan-pesan sosial.

Sepertinya intensitas Dena Rachman di dunia hiburan lebih sedikit daripada di dunia sosial. Apakah memang Dena Rachman menginginkan fokus di dunia sosial?

Sebenarnya kalo dibilang fokus di dunia sosial sih enggak. Aku aktif di dunia hiburan itu sejak kecil dan memang waktu itu aku nyanyi, punya album, iklan, model video klip dan akting di beberapa sinetron. Setelah itu aku vakum, dan aku serius di pendidikan dan tentu saja ujung-ujung jika fokus ke pendidikan adalah karir. Dan aku lebih tertarik dengan dunia fashion, sebenarnya bisnis sepatuku ini adalah yang utama. Aku muncul lagi di dunia hiburan itu lebih karena ketidaksengajaan, sebenarnya aku tidak pernah kepikiran lagi untuk kembali ke dunia hiburan . Karena satu dan lain hal tiba-tiba namaku muncul lagi dan banyak permintaan untuk menjadi bintang tamu di talkshow, model dan beberapa project. Ya udah deh aku aktif lagi, tapi aku tidak secara khusus untuk fokus ke dunia hiburan. Untuk kegiatan sosial, itu seperti filantropi.

Kenapa Dena Rachman lebih memilih dunia fashion daripada dunia hiburan?

Karena passionku lebih ke arah fashion, bukan berarti aku tidak enjoy di dunia hiburan. Waktu remaja, aku merasa kalau dunia hiburan bukan tempatku. Kebetulan aku tertarik di dunia fashion kemudian aku kejar di situ, aku kejar pendidikan sampai S2. Dan kalau tiba-tiba aku balik ke dunia hiburan, bagiku itu adalah bonus.

Apakah Dena Rachman sempat kangen dengan dunia hiburan?

Kangennya sih lebih ke arah kenangan. Dunia artis cilik dulu itu seru, kita dekat satu sama lain. Dan dulu banyak program-program yang khusus untuk anak-anak yang memang talentnya itu artis-artis cilik. Jadi kita sering ketemu, sering syuting bareng untuk acara TV atau mengisi acara off air bareng bahkan trip bareng.

Dulu Dena Rachman terkenal sebagai artis cilik yang lucu. Kalau sekarang image seperti apa diharapkan oleh Dena Rachman?

Aku itu bukan tipe orang yang suka pencitraan. Semisal kalau di sosial media, aku bukan tipe orang yang misalkan sedang pergi atau ada acara apa, terus harus foto dan fotonya harus bagus terus diposting biar dapat like banyak. Aku tipe orang yang apa adanya, kalau aku lagi ingin post foto atau event yang perlu dishare. Aku ingin orang lain tahu diriku yang sebenarnya tanpa ditutup-tutupi. Mungkin aku orangnya mempunyai kelebihan bagi beberapa orang namun yang namanya manusia, aku juga punya beberapa kekurangan dan aku tidak mencoba untuk menutupi kekurangan tersebut.