Fimela.com, Jakarta Okan Kornelius sedang menjadi sorotan karena kisahnya yang mengharukan dengan sang ibu kandung, Ayhan Rustaii. Setelah hampir 30 tahun terpisah, Okan dapat kembali merasakan hangatnya pelukan wanita yang dulu mengandung dan melahirkannya. Penantian yang cukup panjang itu akhirnya membuahkan senyum manis dan perasaan yang tak terlukiskan oleh kata-kata.
***
Namun tak bisa dipungkiri bahwa banyak hal yang terjadi dalam kurun waktu selama itu. Berpisah di usia enam tahun membuat Okan tak mampu mengingat banyak hal tentang ibunya. Terlebih lagi, perpisahan itu terjadi karena bukan karena keinginan Okan maupun ibunya. Ya, Okan Kornelius adalah korban perceraian kedua orang tuanya.
Baca Juga
Banyak hal yang telah dialami Okan selama pencarian panjang mencari ibunya. Kegagalan cinta, pernikahan, perceraian, banyak kisah Okan yang terpaksa terlewat oleh ibunda karena rintangan besar yang memisahkan mereka. Ayhan bahkan tidak sempat menghadiri pemakaman ayah Okan, yang meninggal tahun 2012 lalu. Alhasil, rasa haru biru luar biasa pun muncul saat pertemuan itu akhirnya terjadi.
Bagi Okan, pertemuan dengan sang ibunda adalah anugerah tak ternilai yang diberikan Tuhan untuknya. Setelah semua masalah dan kesedihan yang sempat menghantam kehidupannya, kini sosok ibu kandung telah kembali menemani hari-harinya. Kehadiran Ayhan disebutnya sebagai jawaban Tuhan atas doa-doanya selama ini.
Nuansa bahagia pun tampak benar dari bahasa tubuh mereka yang tak hentinya menunjukkan kemesraan. Rasa syukur Okan pun semakin bertambah saat melihat anaknya, Jaden, ikut bahagia menerima kehadiran neneknya. Di dalam tubuh mereka memang mengalir darah yang sama, sehingga dengan mudah Ayhan bisa akrab dengan cucu pertamanya tersebut.
Dalam wawancara eksklusif dengan Bintang.com, Okan Kornelius pun menceritakan secara detail bagaimana kisah pertemuan itu berlangsung. Pada reporter Riswinanti Permatasari dan Deki Prayoga, dia tak henti-hentinya mengucapkan syukur atas anugerah dan kuasa Tuhan yang luar biasa. Penasaran seperti apa keajaiban yang terjadi dalam hidup pria 36 tahun ini? Simak petikan wawancara berikut ini.
Perpisahan dan Pertemuan
Bagaimana kalian bisa terpisah?
Dulu orang tua saya berpisah. Terus saya tinggal di Indonesia sama papa. Tapi intinya adalah permasalahan orang tua saya dulu, saya ga begitu mau tahu, karena setiap orang punya permasalahan, dan itu sudah pasti. Sekarang Papa saya sudah almarhum, intinya adalah apapun yang terjadi dalam hidup ini, itu sudah diatur sama Yang Maha Kuasa.
Kenapa baru sekarang bertemu?
Emang dulu sempat beberapa kali Papa saya tanya sama saya, mau cari Mama Ayhan. Cuma kan dulu kan kita tahunya dia di Jerman. Kita tidak tahu alamatnya di Jerman. Karena Jerman besar, dan pemerintahan di Jerman itu tidak seperti kita yang kalau mau cari orang gampang. Di sana ga bisa. Harus ada surat dari pemerintahan Indonesia, kenapa, ada apa. Karena susah dan jauh, akhirnya kita membiarkan waktu berjalan sampai saatnya papa saya meninggal pada tahun 2012.
Lalu apa yang terjadi kemudian?
Pada saat itu teman-teman papa yang di Jerman tanya sama saya, mau cari Mama gak nih, untuk memberitahu bahwa Papa sudah tidak ada. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari di Jerman. Karena pada saat itu temen Papa ada yang tahu kantor waktu Mama dulu kerja di Jerman. Terus ternyata ga boleh sama pemerintahan sana, sama orang sana ditanya ‘Mana suratnya?’. Jadi banyak dokumen yang masih harus dipersiapkan. Terus saya saat itu lagi berkabung jadi ya udahlah, lihat nanti.
Okan memutuskan menghentikan pencarian?
Ternyata 2012 Desember, Mama kirim message di Facebook. Tapi saya orangnya itu gak ‘into medsos’, jarang buka Facebook. Waktu berjalan, sampai empat bulan yang lalu, adik saya nelpon di Kanada. Dia yang kasih tahu saya, kayaknya Mama kamu ada di Facebook kamu. Dia kirim message gitu. Terus saya bilang ‘Ga mungkin, udah puluhan tahun’. Terus besok-besoknya waktu jalanan macet saya iseng, gak tahu kenapa tiba-tiba saya diarahkan ke Facebook. Saya buka Facebook Mama Ahyan, lihat image yang ada di situ, akhirnya saya lihat albumnya ada foto saya. Kaget saya. Foto saya sama Jaden di sini, lagi pelukan, pakai kaos biru itu.
Apa yang membuat Okan yakin itu mama?
Saya direct message ke Facebook. Akhirnya Mama sempat sebut nama Papa saya. Akhirnya video call, ya udah kita nangis sama-sama. Akhirnya kita whatsapp-an terus dan merencanakan bertemu. Tapi seperti semua tahu, saya saat itu masih mengalami suatu problem, dan saya ga bisa tinggalin Jaden. Karena tinggal Jaden dalam hidup saya yang harus saya jagain, gitu kan. Akhirnya ketemu di sini.
Apa yang kalian lakukan pertama kali saat bertemu?
Ya udah peluk aja, peluk itu udah paling penting ya, paling sakti lah, karena dengan pelukan semua bisa diungkapkan. Waktu ketemu di bandara ya langsung tahu itu Mama. Bukannya yang lama ga ketemu terus ga tahu, gitu enggak. Ditambah lagi kan blood ya, darah mengalir, itu udah insting, pasti tahu.
Rencana Tuhan
Bagaimana Okan menjalani hidup tanpa ibu kandung?
Pasti berbeda, karena saya bisa dibilang tidak pernah mendapatkan satu sosok ibu kandung. Tapi kalau saya melihatnya, itu semua udah diatur. Mama Ayhan melahirkan saya, itu juga sesuatu yang luar biasa. Waktu berjalan, saya menemukan sosok Mama Ketty yang membesarkan. Jadi Tuhan itu baik, dia kasih dua ibu yang luar biasa. Jadi semua saya jalanin dengan seperti biasa. Tapi ya satu hal lagi, hidup itu semua udah diatur. Jadi apapun kendala dalam hidup ini kita mesti bersyukur.
Pernah merasa ditinggalkan ibu kandung?
Waktu itu kan saya masih kecil, saya besar sama Papa saya, jadi perasaan itu tidak ada. Karena masih kecil. Dulu sempat ketemu, Mama pernah ketemu. Mama pernah ke sini waktu saya kecil.
Kehidupan Mama selama 30 tahun terakhir?
Mama di sana bukan orang biasa, dia orang dikenal di Turki, apa mungkin kalau di sini pemerintahan ya. Dia punya dua anak, yang satu di Turki, Viruze, yang satu di Kanada. Saya sudah berbicara sama mereka berdua, makanya saya excited untuk ke sana nanti. Tapi saya lebiih deket sama Viruze, komunikasi sudah lama, sudah banyak ya.
Perasaan Mama sebelum bertemu Okan?
Mama bilang sebenarnya selama ini mama mencari saya. Cuma ga tahu bagaimana, karena Indonesia besar. Saya jadi public figure kan gak dari dulu, baru-baru ini. Mungkin begitu Mama ke Facebook, kan jadi gampang nyari saya kan. Apalagi nama Okan di Indonesia jarang, bahkan mungkin cuma satu.
Sempat melupakan Mama?
Kalau lupa ga mungkin, karena darah mengalir terus. Selama darah masih mengalir pasti ada hope. Pasti kita hanya berserah sama Tuhan. Kalau Tuhan mau saya dipertemukan, pasti dipertemukan. Waktu saya tidak ada siapa-siapa lagi, hanya Jaden di sini. Saya berdoa. Tuhan kalau memang kau izinkan, pertemukan saya sama ibu saya, Ayhan. Jadi doa itu dijawab dengan cepat.
Pendapat Okan tentang pertemuan ini?
Tuhan tahu saya pusing, Tuhan kasih Mama, jaga saya, jaga Jaden. That’s amazing. Jadi seperti saya bilang, Tuhan sudah tahu semua hidup, detik demi detika dia tahu, kalau kita berserah pada Tuhan, semua hal akan dimudahkan, dan itu terjadi pada semua agama. Jadi kalau kita percaya sama yang menciptakan kita, hal terbaik akan datang ke kita.
Andai Papa masih di sini?
Pasti seneng lah. Tapi Tuhan sudah atur sedemikian rupa. Jadi ya kita gak bisa ngomong seandainya, seandainya. Penyesalan karena Papa tidak di sini pasti ada ya. Tapi itu lagi, saya percaya sama Yang di Atas. Karena kalau diomongin kayak gitu ga habis-habis ya. Jadi hidup terus berjalan, jadi apapun yang terjadi udah diatur Tuhan.