Fimela.com, Jakarta Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) resmi dibuka oleh sutradara Garin Nugroho. JAFF berlangsung 1–6 Desember 2015 dengan mengambil tema (Be)Coming. Berbagai film Indonesia dan negara Asia siap diputar di JAFF.
Film pembuka pada 10th JAFF kali ini memutar film pendek Salesi dan film panjang Memories On Stones (Biraninem li ser keviri). Salesi merupakan sebuah film pendek berdurasi 30 menit dan disutradari oleh Garin Nugroho serta Vilsoni Hereniko, yang diadaptasi dari legenda Jawa yang populer Mangir yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Film ini diproduksi dalam rangka untuk memperingati 25 tahun Network for the Promotion of Asian Cinema (NETPAC) yang juga sekaligus dipilih untuk
mendeklarasikan nama NETPAC yang baru menjadi Network for the Promotion of Asian Pacific Cinema. Memories On Stones (Biraninem li ser keviri), merupakan film bergenre drama dari Irak yang diproduksi oleh Mitos Film karya sutradara Shakat Amin Korki dan sekaligus menjadi penulis skenario bersama Mehmet Aktas yang dirilis pada 2014.
Film ini semacam behind the scene film berlatar belakang operasi militer Anfal tahun 1988 pasca perang Kurdistan yang menghadapi kampanye genosida Saddam Hussein atas warga Kurdi Irak yang berujung pada pembantaian lebih dari 182.000 warga Kurdi. Desa di Kurdistan Irak hancur serta banyak warga sipil dieksekusi secara massal oleh gas beracun dan kelaparan.
Hussein dan Allan sebagai sutradara dan produser filmnya harus mempertaruhkan segalanya dalam proses pembuatan film. Mereka dihadapkan pada ketidakpercayaan masyarakat lokal dan permintaan berlebihan dari bintang film nasional di tengah anggaran film yang rendah. Tugas yang paling berat menurut mereka yaitu menemukan pemeran utama wanita dalam film setelah mendapatkan pemeran utama pria yaitu Roj Azad.
Sinur, seorang wanita dengan semangat dan bergairahnya ingin terlibat dalam perfilman ini tetapi terhalang oleh paman dan sepupunya, Hamiddan Hiwa. Satu-satunya cara yang tampaknya bisa tercapai agar Sinur dapat bermain dalam film ini yaitu dengan pernikahan dan kesepakatan dengan sepupunya Hiwa.
Di belakang layar masalah belum berakhir setelah proses perfilman dan tragedi penembakan sudah berjalan. Di saat Hussein dan Allan kehabisan waktu dan uang, mereka mengorbankan segalanya untuk syuting film. Selain tidak paham soal produksi film, Hiwa belum mengerti pengabdian Sinur untuk film ini dan tekanan dari, Hamid sang Ayah, yang menyalahkan Sinur akan menghancurkan kehormatan keluarga.
Film drama ini akan membawa kita mengenang lagi kejadian tragis pembantaian di Irak. Memories On Stones salah satu film Asia yang berhasil meraih banyak penghargaan dan terpilih sebagai film entrik Irak untuk Film Berbahasa Asing Terbaik di 88 Academy Awards. Seperti yang dikatakan oleh Ifa, Executive Director JAFF, film ini dipilih sebagai film pembuka karena film ini sangat sesuai dengan tema Festival tahun ini yaitu (Be)Coming.
Mewakili film Asia, film ini telah mampu bertahan dengan eksistensinya dengan film kancah dunia lainnya. Selain kedua film ini, mulai hari Rabu JAFF akan menghadirkan film - film Asia termasuk dari Indonesia. Film panjang dari Indonesia yang akan diputar, diantaranya A Copy of My Mind, Pendekar Tongkat Emas, Filosofi Kopi, dan Lovely Man. Selain film panjang, akan diputar juga film – film pendek yang tergabung dalam Special Program : Film Dari Jogja (Bagian 1).
Film-film ini merupakan film pendek yang diproduksi dan didanai oleh Provinsi DIY. Film–film yang tergabung dalam program Asian Feature dan Light of Asia juga akan mulai diputar mulai Rabu. Public lecture akan diawali dengan diskusi mengenai (Be)coming Asia & Focus on Chinese Cinema dan Diskusi Buku: Crisis & Paradoks (Krisi dan Paradoks Film Indonesia (1990–2015)). Program lain yang menarik adalah Forum Komunitas.