Film-film garapan Awi Suryadi tak hanya meraih sukses di pasaran namun juga mendapat banyak pujian serta penghargaan. Awi sendiri pernah masuk nominasi sebagai Sutradara Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2010. (Galih W. Satria/Bintang.com)
Saat wawancara eksklusif dengan Bintang.com pada 15 Oktober 2015 silam, pemilik nama Suryadi Musalim ini mengungkapkan film-film apa yang sangat mempengaruhi karirnya dan film seperti apa lagi yang masih ingin diwujudkan. (Galih W. Satria/Bintang.com)
Kini Awi Suryadi telah selesai dalam menggarap film horor berjudul ‘Badoet’. Melalui film horor ini, ia bertekad menampilkan film horor yang beda dan tidak standar seperti kebanyakan film horor Indonesia belakangan ini. (Galih W. Satria/Bintang.com)
Sutradara kelahiran Lampung, 24 September 1977 ini optimis film ‘Badoet’dapat diterima dan diminati para penonton tanah air. Meski begitu, penghargaan bukanlah tujuan utama Awi Suryadi dalam produksi sebuah film. (Galih W. Satria/Bintang.com)
Awi Suryadi mengatakan jika film ‘Badoet’ berbeda dari film horor lainnya, menurutnya film ini tak fokus pada dunia mistis. Tak menampilkan makhluk halus melainkan sosok Badut yang menciptakan suasana horor mencekam. (Galih W. Satria/Bintang.com)
Setelah film horor ini, Awi Suryadi rupanya ingin menggarap film genre ‘crime-saga’, “Tema ini gak pasaran dan belum banyak di Indonesia. Film tentang mafia dengan pendekatan keluarga.” (Galih W. Satria/Bintang.com)
Awi Suryadi mengutamakan filmnya laris dibandingkan mendapat penghargaan maupun pujian. Dan menurutnya, ajang penghargaan di bidang film sudah cukup. Merasa lebih suka Piala Maya. (Galih W. Satria/Bintang.com)
Beberapa film yang pernah disutradarai Awi diantaranya, Sumpah Pocong di Sekolah, Asmara Dua Diana, Simfoni Luar Biasa, Viva JKT48, Steet Society dan Bidadari Terakhir. Film ‘Badoet’ merupakan film horor keduanya. (Galih W. Satria/Bintang.com)