Eksklusif, Kesuksesan Adinda Thomas Berawal dari Masa Kelam

Riswinanti diperbarui 30 Nov 2015, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Penampilan Adinda Thomas di film The Wedding & Bebek Betutu memang membuat nama bintang muda ini melesat tajam. Hal ini terbukti dari banyaknya pencarian nama gadis 22 tahun ini di situs pencarian Google. Memang, selain wajahnya yang cantik, pemilik nama lengkap Adinda Noviana Sari Thomas ini memang menunjukkan segudang bakat yang luar biasa.

Bagaimana tidak, wanita yang akrab disapa Dinda ini mampu melakoni segala hal yang berhubungan dengan dunia entertaiment. Mengawali langkah di dunia modelling, akhirnya dia mengeksplorasi diri ke bidang yang lebih luas. Jika kini namanya lebih banyak dominan di dunia akting, nyatanya dia juga eksis di dunia tarik suara, presenting, bahkan dance.

Namun siapa sangka bahwa di balik semangatnya untuk berkarir dan menjelajah dunia entertainment, ternyata dia punya sisi kelam yang tak mungkin dia lupakan. Jelas sekali bahwa dara cantik kelahiran 8 Agustus 1993 ini tidak menjalani semuanya dengan mudah. Dia mengaku sempat mengalami keterpurukan keluarga yang membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa.

Masa-masa kelam itu pun diceritakan Adinda Thomas saat wawancara dengan Bintang.com. Saat berkunjung ke kantor redaksi yang berlokasi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, wanita berdarah Bandung ini pun blak-blakan mengungkapkan kisahnya pada reporter Riswinanti Permatasari, Nurwahyunan, dan Hasan Mukti Iskandar.

Satu hal menarik yang berhasil dipetik dari kisah panjang Adinda menggapai mimpi adalah kegigihannya menantang segala benturan. Kondisi yang sulit ternyata justru membuatnya semakin gencar melakukan serangan demi merai cita-citanya. Ditambah lagi, dia memang memiliki cara yang sangat efektif dan terstruktur dalam menjalani keseharian, baik di dunia pendidikan dan karir.

Bagaimana tepatnya Adinda Thomas menjalani masa-masa kelam dalam hidupnya, dan tekanan apa pula yang sempat membelenggunya? Dalam wawancara eksklusif ini, dia juga mengungkapkan rencana karir yang akan dijalaninya dalam beberapa tahun ke depan. Simak ulasan selengkapnya dalam petikan wawancara berikut ini.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Berawal dari Keterpurukan

Pengalaman buruk membuat Adinda Thomas termotivasi. (Fotografer: Nurwahyunan, Digital Imaging: Denti Ebtaviani, Bintang.com)

Kesibukan?

Aku lagi sibuk kuliah. Itu masih tetap rutinitas aku sehari-hari. Setiap minggunya masih kuliah. Terus juga lagi dari kuliah sendiri, aku juga lagi banyak ngejalanin project. Aku lagi bikin indie movie, terus lagi bikin beberapa iklan. Aku lagi bikin project namanya Live for Child. Ini khususnya pesan yang disampaikan untuk orang tua supaya tidak salah didik terhadap anaknya, dan juga tidak main kasar terhadap anaknya. Jadi gerakan-gerakan seperti itu yang kita buat di kelompok aku.

Entertainment?

Selain itu, di entertainment aku lagi syuting Stereo. Aku masuk untuk grup baru di Stereo. Jadi ada grup lawan di stereo dan ada beberapa orang baru juga di situ.

Seperti apa tepatnya awal perjalanan karir Dinda?

Siapa yang ngarahin karir, sebenarnya Dinda sendiri. Orang tua kan demokratis sekali, jadi mereka sangat setuju apa aja yang aku lakuin, selagi positif. Terus awal karir, awalnya model, waktu SD, ikut fashion show, diikutin orang tua, masuk sebuah agency model gitu. Sampai akhirnya pas SMP aku senang banget main motor, nah mulai main motor itu mulai banyak, ada jatuh lah, luka di kaki, luka di mana-mana, udah tuh kelar, ga boleh lagi main fashion show. Karena kan dulu emang dunia modelling hectic banget. Cacat dikit, luka dikit, udah. Kalau jaman sekarang kan ada editing-editing kan, dulu kan ga ada. Terus pas SMA tuh, aku mulai suka nyanyi. Pas nyanyi aku nyobain bikin single.

Ada halangan berat?

Keadaannya waktu itu aku dari SD SMP, SMA, hampir sampai kuliah tahun 2009, keadaan keluarga lagi terpuruk, jadi aku ga bisa banyak tingkah kan pas itu, ya udah deh nurut-nurut aja deh sama mama papa. Akhirnya aku hijrah ke Jakarta. Kuliah di London School, dan lain-lain. Emang basicly aku seneng art kan.

Apa yang terjadi saat ekonomi keluarga sedang terpuruk?

Dunia kan berputar, aku percaya banget. Saat itu papa kena pemutihan kerja, mama keluar kerja, terus ga kerja dua-duanya. Mau pergi ke sekolah aja kita tuh harus minjem uang. Papa harus minjem uang kakaknya, adiknya, sampai akhirnya, namanya orang kan kadang ada emosi kan. Kalau minjem ga dibayar ada omongan yang ga enak. Di situlah motivasi-motivasi buat diri aku sendiri. Biar aku lebih semangat menjalani sesuatu di kemudian hari, dan lebih bersyukur lagi ketika aku memiliki sesuatu.

Berdampak buat Dinda?

Iya memotivasi diri aku, dan itu penyebab aku ada di dunia entertainment.

Sekarang?

Sampai sekarang sih aku bukan yang ada banget, tapi alhamdulilah cukup. Kan skala kita cukup itu kan tergantung kita ya. Orang tua aku sering bilang, “Kamu tuh mau punya satu miliar juga kalau kamu ga ngerasa cukup ya ga bakalan nyenengin hidup kamu’. Tapi alhamdulillah sekarang cukup.

Adakah titik terbawah dalam hidup Adinda?

Lebih ke hinaan orang di masa kecil aku, itu yang bikin aku semangat sekarang.

3 dari 3 halaman

'Ramalan' Masa Depan

Ternyata Adinda Thomas dulu sering bolos kuliah untuk casting. (Fotografer: Nurwahyunan, Digital Imaging: Denti Ebtaviani, Bintang.com)

Bagaimana menjalani pendidikan dan karir?

Dulu sering bolos kuliah untuk casting, jadi seminggu tu empat atau tiga kali aku coba casting tiap minggu. Kadang itu selalu membuat aku bolos kuliah, sampai akhirnya semester 2 mulai hancur kuliahnya, casting tidak berhasil, selama enam bulan saya coba, ga berhasil, malu yang ada. Temen gue ada yang udah ikut, namanya Wendy. Akhirnya aku dibawa dan aku masuklah ke dunia entertainment. Terjun ke situ, di 2013 akhir.

Rencana karir?

Tergantung tawaran dan callingan. Jadi aku punya goals. Mungkin punya dateline lah, pointers-pointers gitu. Tahun ini gue mau ini, mau ini. Dan apapun yang terplanning, dan kalau bisa diplanning, Insya Allah akan terwujud. Simple thing, dari sebelum mau ujian, dari seminggu sebelumnya, ‘OK Dinda mau belajar ga boleh main, dua minggu sebelumnya Dinda boleh puas-puasin main. Dan seterusnya.

Adakah rencana Dinda yang tidak berjalan baik?

Kecuali kuliah nih, kenapa ya kuliah tidak masuk pointer saya, bener-bener Dinda ga pernah masukin ke pointer. Tapi semenjak menyadari bahwa kuliah itu penting, ada di buku poin gue, jadi sekarang Dinda tahu.

Gambaran itu berlaku berapa lama?

Per planning, per tiga tahun ke depan, karena jangan jauh-jauh kalau meleset sakit hati, tiga tahun cukup, karena tiga tahun kita bisa melihat perubahan kita dari aku bahkan dari buku bisa ngelihat skala aku berubah dari manja, cewek, gadis, gitu lah, beranjak dewasa. Jadi kayak jaman ini nih, gue susah banget ngabulin yang tahun pertama karena males, susah bangun pagi, ngelawan orang tua, kalau pulang kulah pengennya nongkrong sama teman-temen.

Menjalani hidup sebagai artis?

Aku pengen menjauhkan banget, mudah-mudahan Dinda ga kena sindrom artis. Karena itu lagi happening banget ya di dunia akting. Kayak lagi bener-bener sindrom sombong dan lain-lain, tapi mudah-mudahan bukan termasuk orang seperti itu, karena dulu, aku bukan orang seperti itu. Intinya semuanya dari proses.

Dinda yakin tidak akan terpengaruh sindrom artis?

Mungkin kalau Dinda masuk ke dunia entertainment, kalau langsung tiba-tiba dapat pemeran utama gitu aku bisa langsung jadi seperti itu. Tapi karena ini banyak pengalaman yang mengharuskan aku melihat ke bawah, ketika sekarang aku ada di tahap cukup, aman, aku tu ga boleh lihat ke atas lagi. Segini tu udah harus bersyukur, harus lihat ke bawah, bantuin lihat ke bawah gitu. Mudah-mudahan tetap seperti itu, amin-amin.