Fimela.com, Jakarta "Selamat Hari Guru!", mungkin kalimat itulah yang menghiasi sosial mediamu pada hari ini (25/10). Yap! Di Indonesia, 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Hari di mana pahlawan tanpa tanda jasa dirayakan oleh hampir seluruh rakyat Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan dan mendapatkan turunan ilmu dari guru.
Namun, tahukah kamu? Selain jadi Hari Guru Nasional, 25 November juga diperingati sebagai hari di mana kampanye #16HAKTP dimulai? Mungkin, sebagian dari kamu belum mengetahui apa itu #16HAKTP. Jadi, hestek tersebut adalah sebuah akronim dari 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, kampanye Internasional untuk memotivasi penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia.
Baca Juga
Mengapa 25 November? Tanggal tersebut merupakan tanggal di mana peristiwa pembunuhan tiga bersaudari Mirabal, aktivis perempuan yang melawan Rafael Trujillo di Dominika pada 1960. Sejak 1981, para penggiat perempuan di seluruh dunia menjadikan 25 November sebagai hari peringatan kematian mereka. Kemudian pada 1999, PBB (Persatuan Bangsa Bangsa) menetapkan 25 November jadi Hari Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan Sedunia.
Mengapa 16 hari? Awalnya, gagasan kampanye ini hanyalah sebuah obrolan dari beberapa orang yang concern terhadap persoalan kekerasan pada perempuan, yang kemudian diwujudkan melalui media sosial. Media sosial sendiri dipilih karena di sana kampanye nggak membutuhkan biaya yang besar seperti kampanye konvensional. Salah satunya melalui hestek #16HAKTP tersebut yang dikampanyekan selama 16 hari, hingga 10 Desember.
Untuk memperingati ampanye #16HAKTP ini, setidaknya ada 16 tulisan, 16 desain visual, 16 video dan 16 foto yang melibatkan orang-orang dengan komitmen untuk berkontribusi dalam kampanye ini.
Mengapa kampanye ini penting? Komnas Perempuan mencatat, pada 2014 terdapat KTP (Kekerasan Terhadap Perempuan) di Indonesia sebanyak 293.220 kasus dengan kasus kekerasan fisik menempati urutan tertinggi, yaitu 3.410 kasus, kemudian diikuti oleh kekerasan psikis, kekerasan seksual, dan kekerasan ekonomi. Namun, pada kampanye ini nampaknya angka bukan jadi persoalan utama, melainkan tindak kekerasan yang benar-benar harus dimusnahkan dari muka bumi ini. Selamat Hari Guru dan selamat Hari Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan Sedunia!