Siapa Lucy Si Australopithecus dan Mengapa Obama Menyentuhnya?

Asnida Riani diperbarui 25 Nov 2015, 11:14 WIB

Fimela.com, Jakarta 41 tahun lalu, tim arkelog yang bekerja di Ethiopia menemukan beberapa bagian kerangka kuno. Penemuan berusia 3,2 juta tahun itu kemudian dinamakan Lucy. Kemarin Selasa (24/11), Google turut merayakan hari di mana penemuan tertua di Bumi terungkap dengan menjadikannya sebagai Doodle.

Terdiri dari 47 tulang, yakni sekitar 40% bagian tubuh yang bisa membantu aliran informasi terkait transisi homo sapiens yang masih menyisakan banyak misteri hingga kini. Temuan yang dinamai berdasarkan lagu The Beatles Lucy in the Sky with Diamonds ini menunjukkan rangka tubuh di mana ia kerap berjalan tegak dengan dua kaki.

Spesies Lucy, diketahui sebagai afarensis Australopithecus ini dipercaya sebagai jenis yang paling dekat dengan Homo Habilis. Doodle yang digunakan oleh sang mesin telusur raksasa pun memperlihatkan afarensis Australopithecus berjalan di antara kera dan manusia modern.

Sekarang, tulang Lucy tersimpan di salah satu museum Ethiopia, meskipun pernah menjalani tur selama enam tahun , yakni pada 2008 hingga 2013 di Amerika Serikat. Awal tahun ini, presiden Amerika Serikat, Barack Obama, datang untuk melihat fosil ini ketika melakoni perjalanan di Afrika.

Tak hanya melihat, Obama pun diperbolehkan menyentuh Lucy si Australopithecus, satu hal yang harusnya hanya bisa dilakukan oleh ilmuwan. Banyak pertanyaan mengapa dalam kasus ini. Namun dilaporkan oleh Teleprgah, seorang ilmuwan asal Ethiopia, Dr. Zeresenay Alameseged mengatakan, "orang luar biasa tentu punya akses yang luar biasa pula".