Fimela.com, Jakarta Vagina adalah salah satu organ tubuh wanita yang sensitif keberadaannya. Letaknya yang tertutup dan lembab kerap mengundang beberapa penyakit. Keputihan, misalnya. Keputihan sendiri menjadi gangguan yang wajar selama masih dalam batas normal dan nggak meninggalkan rasa sakit dan aroma yang tak berbau.
Baca Juga
- Selain Keputihan, Kenali Gangguan pada Vagina Lainnya: Vaginismus
- Perhatikan 7 Hal Ini Sebelum Memutuskan Tindik Vagina
Namun, tahukah kamu? Masalah vagina nggak hanya sebatas pada keputihan, lho. Lebih dari itu, ada gangguan serius lain yang bisa berimbas pada kegiatan seksual bagi sepasang suami istri yang telah menikah. Gangguan tersebut bernama vaginismus, yaitu mengejangnya sepertiga otot vagina saat mendapat rangsangan sehingga sulit melakukan penetrasi.
Lantas, apa yang membuat vagina berkontraksi tidak normal? Simak ulasan penyebab gangguan vagina yang satu ini. Cekidot!
Infeksi. Menutupnya mulut vagina bisa dipicu karena ada infeksi, baik pada saluran kecing, maupun pada area vagina. Entah keputihan parah, atau luka proses melahirkan yang tak kunjung sembuh.
Ketidaknyamanan momen bercinta. Selain dari faktor internal, faktor eksternal juga berpengaruh pada terjadinya vaginismus. Hal ini cenderung berpengaruh pada keadaan psikologis seseorang. Takut hamil, misalnya. Dari ketakutan (reaksi psikis) itu kemudian membuat otot vagina mengejang dan menyempit (reaksi fisik). Parahnya lagi, ada vaginismus yang terjadi karena rasa jijik pada pasangan. Intinya, hal-hal aneh yang berhubungan dengan psikologis kerap mendukung kontraksi otot vagina.
Traumatik seksual. Masih berhubungan dengan keaadaan psikis, vaginismus juga bisa terjadi karena adanya trauma seksual di masa lalu. Pemerkosaan, misalnya. Trauma itu terbawa hingga dewasa bahkan sampai menikah dan memberi efek pada fungsi vaginanya.
FYI, perempuan yang mengalami vaginismus, juga bisa memberikan risiko terkena disfungsi seksual kepada pasangannya. So, segera periksakan ke dokter saat kamu memiliki tanda-tanda vaginismus.