Film 90-an: Warkop DKI Membuat Orang Tertawa Hingga jadi Legenda

Puput Puji Lestari diperbarui 20 Nov 2015, 20:46 WIB

Fimela.com, Jakarta Tiga dekade berkarya membuat Warung Kopi Dono Kasino Indro alias Warkop DKI tak pernah bisa dilupakan. Berangkat dari film Mana Tahan... pada tahun 1979, Warkop DKI hanya bisa dihentikan karyanya oleh kematian. Tak heran jika mereka menjadi legenda perfilman Indonesia.

Film Gengsi Dong, Manusia 6.000.000 Dollar, Maju Kena Mundur Kena, Chips, dan sederet judul lain masih sering diputar di TV kala libur lebaran. Dan seperti dahulu, guyonan mereka masih bisa mengundang tawa.

Warkop DKI adalah kelanjutan dari grup lawak Warkop Prambors setelah salah satu anggotanya, yaitu Nanu Mulyono mengundurkan diri. Setelah Nanu Mulyono mengundurkan diri, grup lawak ini masih berjalan seperti biasa. Mereka mengubah namanya menjadi Warkop DKI (Dono-Kasino-Indro). Dari sanalah perjalanan tiga sahabat ini dimulai dengan nama Warkop DKI.

Kerja keras adalah kunci mereka bisa menjadi legenda. Tidak banyak yang tahu, bahwa Dono, Kasino, Indro selalu mengawal film yang mereka bintangi ketika tayang di bioskop. Indro menuturkan mereka akan menyebar ke beberapa daerah lalu memperhatikan reaksi penonton ketika menonton film Warkop DKI.

Sepuluh film pertama yang mereka bintangi selalu mereka kawal. Hingga akhirnya mereka menemukan formula untuk membuat guyonan yang tak cuma disukai tapi juga dibutuhkan oleh penonton. Dari hasil riset ke daerah, Dono, Kasino, Indro ikut nimbrung dalam pembuatan skenario.

Diskusi digelar hingga sampai menemukan guyonan yang pas di setiap film. Mereka sadar setiap daerah memiliki cara bercanda yang berbeda. Karena itulah sering kita jumpai lelucon berbahasa daerah di film Warkop DKI. "Ojo koyo kiye lah...," salah satu jargon Indro di film Warkop DKI.

Keakraban dan kekeluargaan tak membuat mereka lupa profesinalitas. Salah satu buktinya, Dono dan Kasino pernah tidak bertegur sapa selama tiga tahun. Tapi soal pekerjaan mereka tetap profesional. Tak ada yang tahu kejadian tersebut kecuali Indro.

"Setelah Kasino meninggal, Dono baru buka suara saat di Jari-Jari. Itulah penyesalan hidupnya melewati tiga tahun tanpa bertegur sapa dengan Kasino. Tapi kalau sudah di depan kamera tetap profesional," ujar Indro kepada Bintang.com beberapa waktu lalu.

Tahun 1994 menjadi akhir tahun Warkop DKI berkarya di layar lebar lewat film Pencet Sana Pencet Sini. Selepas itu, Warkop DKI memilih berkarya lewat sinetron di layar kaca. Kepergian Kasino pada 18 Desember 1997 dan Dono pada 30 Desember 2001 membuat Indro sendirian, namun legenda Warkop DKI tak pernah padam. Legenda ini pula yang membuat Falcon Pictures menghadirkan kembali Warkop DKI Reborn tahun depan.

What's On Fimela