Fimela.com, Jakarta Pemerintah Daerah Kabupaten Biak Numfor Papua bekerjasama dengan Komunitas Film Biak Indie dan Patriot Film Indonesia siap menggelar Festival Film Etnik 2015. Film Etnik Nusantara adalah film yang bermuatan unsur/elemen budaya tradisi masyarakat Indonesia. Benang merah keragaman etnik itu dikenal sebagai rangkaian budaya Nusantara.
Pada konteks kebudayaan bangsa Indonesia, budaya Nusantara merupakan interaksi dinamis antar budaya etnik bangsa Indonesia dengan budaya asing dalam membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang membentuk jati diri dan karakter bangsa Indonesia.
Penyelenggaraan Festival Film Etnik Nusantara merupakan salah satu upaya mengukuhkan keragaman budaya demi kemajuan peradaban bangsa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Untuk mendapatkan nilai orisinalnya, Festival Film Etnik Nusantara dalam penilaiannya berpedoman pada: Keaslian cerita yang bersumber dari budaya tradisi Indonesia; Kandungannilai budaya lokal yang berasaskan keadaban dan ke-Nusantara-an; Keutamaan penilaiannya, difokuskan pada bahasa film dan cara bertutur (story telling) dalam menyampaikan kekhasan masing-masing ciri kandungan nilai budaya lokalnya.
Festival Film Etnik Nusantara digagas oleh Thomas Ondy yang saat ini menjabatBupati Biak Numfor. program ini merupakan implementasi asas ‘Kebangkitan Perfilman di Tanah Papua’ yang telah dideklarasikan oleh Gubernur Provinsi Papua pada tahun 2014.Diketuai oleh Adolof Baransano (Ketua Komisi I DPRD Biak Numfor), kegiatan ini dirancang sebagai Festival Film Pendek yang berpuncak acara pada tanggal 28 November 2015 di kota Biak. Festival berskala nasional ini diikuti oleh penggiat dan komunitas film dari seluruh Indonesia. Dengan mengedepankan konten keragaman potensi budaya daerahnya, diharapkan kegiatan ini menjadi peristiwa budaya yang dapat mengangkat prestasi dan promosi bagi Kabupaten/Kota,
Sebagai kegiatan yang akan diikuti oleh karya film dari kalangan pelajar, mahasiswa, komunitas dan penggiat perfilman daerah, tentunya film peserta akan mengetengahkan gaya bertutur anak muda. Untuk itu genre film yang tepat untuk dikompetisikan adalah genre film pendek dengan durasi 15-30 menit. Ketentuan yang disyaratkan, peserta wajib mengetengahkan potensi dan karakter budaya daerah dalam bentuk fiksi. selain memberikan informasi potensi daerah, festival ini juga bertujuan mengembangkan potensi pariwisata, sosial, dan seni budaya. Konten film berorientasi pada kandungan unsur dan norma-norma pendidikan yang santun.
Bagi Pemda Kabupaten Biak Numfor, kegiatan ini sangat strategis dan penting diselenggarakan karenaPemprov Papua dalam beberapa tahun terakhir rutin menyelenggarakan pagelaran budaya di Kabupaten Biak Numfor. Ini sudah menjadi komitmen Pemda dalam pembangunan sektor pariwisata melalui pengembangan potensi budaya dan adat istiadat. Misi Bupati adalah meningkatkan suasana aman dan damai dalam masyarakat yang dilandasi nili-nilai keagamaan dan nilai adat istiadat. Dengan adanya kemudahan akses transportasi secara nasional, Biak layak melaksanakan kegiatan bertaraf Nasional bahkan Internasional yang dapat menjadi bahagian dari promosi daerah.
Walaupun di kota Biak tidak ada gedung Bioskop, komunitas filmnya tetap bergeliat didukung oleh Pemda dan DPRD. Untuk jangka panjangnya, diharapkan kegiatan ini dapatmenginspirasi tumbuhnya industri dan pasar film lokal (bioskop) melalui program desentralisasi perfilman nasional. Film berkarakter budaya lokal akan menjadi semacam “cultural belt”, sabuk budaya yang dapat membentengi masyarakat dari pengaruh negative budaya global yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh budaya global terus merasuk sejalan dengan kemajuan teknologi informasi melalui film, televisi dan sosial media dan internet. Diharapkan Festival Film Etnik Nusantara akan menjadi bagian dari strategi kebudayaan berbasis budaya lokal.
Sejak dibukanya pendaftaran peserta pada awal Oktober 2015 hingga ditutup pada tanggal 4 November 2015, peserta yang terdaftar berjumlah 67 film pendek. Film peserta mencerminkan keragaman budaya Indonesia mulai dari Aceh, Kalimantan, Sulawesi sampai Papua tutur bahasanya menggunakan budaya daerahnya masing-masing.
Berikut daftar nominasi dan nominator Festival Film Etnik 2015:
Nominasi Penghargaan Utama: Agus-Agus (Lampung), Dongeng dari Rumah Kontarakan (Jakarta), Jago Tarung (Solo), Menunggu Kabar (Papua), Njuk Piye (Yogyakarta), Onomastika (Jawa Tengah), Redup Kejora Palagan Jiwa (Blora), Selamat Datang Masa Depan (Sumatra Barat), Sepatu Baru (Makassar), Simanggale (Tapanuli).
Nominasi Penghargaan Khusus: Indie Bung...! (Semarang), Sadam Dariah Lenger TErakhir (Banyumas), Suara Anganeta (Biak).