Fimela.com, Jakarta Stasiun televisi Indosiar tak henti-hentinya membuat program pencarian bakat. Setelah sukses dengan Dangdut Academy, kemudian Standup Comedy Academy, Indosiar kembali membuat program spektakuler yang mengangkat musik dangdut ke kancah Asia lewat D'Academy Asia 2015.
Acara ini melibatkan tiga negara tetangga atau negara Serumpun Melayu yakni Brunei Darussalam, Singapura dan Malaysia. Tiga negara tersebut akan bersaing sebagai kontestan di D'Academy Asia 2015 yang digelar di Indonesia mulai 16 November hingga 29 Desember 2015 mendatang.
Sebagai tuan rumah, Indonesia mengutus lima penyanyi dangdut hasil dari ajang pencarian bakat yang digelar Indosiar. Mereka adalah Lesti, Aty, Evi, Danang, Irwan. Sedangkan Malaysia, lima peserta yang akan ikut bertarung adalah Mimifly, Shiha Zikir, Hazman, Fitri Hiswady, Syuhada.
Kemudian negara Brunei Darussalam mengutus lima perwakilannya yakni Ana, Neff Aslee, George Maxon, Sai Firsa, Janiey Junaini. Dan negara terakhir adalah Singapura yang juga mengutus lima peserta di D'Academy Asia 2015, mereka adalah Abby Tinara, Suhaimi Zaini, Lynn Malik, Henny Hanip, Noe.
Menurut Managing Directur SCTV, Harsiwi Ahmad, D'Academy Asia 2015 merupakan bagian dari sesuatu yang telah diimpikannya sejak dulu. Dengan bertujuan menjalin silaturahim dengan negara-negara yang terlibat, ia juga menuturkan Dangdut bisa dikenali jauh oleh negara-negara di Asia.
"Ini cita-cita kita sejak lama, terbukti kini semua kontestan berkumpul bersama. Termasuk dewan juri juga bersama di sini. setelah dangdut academy, kita mau membuat sesuatu yang lebih meriah dan bergaung. Dan pemikiran itu akhirnya melahirkan D'Academy Asia (Dangdut Akademi Asia)," tutur Harsiwi Achmad saat menggelar jumpa pers launching program D'Academy Asia 2015 di Gedung SCTV Tower, Senayan, Jakarta, Jumat (13/11/2015).
Dengan menggelar kontes dangdut tingkat Asia, dalam hal ini dengan mengundang tiga negara serumpun Melayu, Brunei Darussalam, Singapura dan Malaysia, lanjut Harsiwi, dangdut diharapkan bisa dikenal sampai tingkat pelosok Asia bahkan dunia.
"Program ini mengangkat musik dangdut, musik khas Indonesia ini memang sudah melebar ke manapun. Tidak hanya di Indonesia bahkan sampai Asia. Musik dangdut menjadi luas penerimaannya, seni hiburan Indonesia semakin berkembang dan meluas juga," tambahnya.
D'Academy Asia 2015, kata Harsiwi tidak hanya sebagai kompetisi, tapi juga ada jalinan yang diutamakan yakni saling bertukar ilmu baik budaya, adat istiadat dari masing-masing negara.
"Hari ini launching program D'Academy Asia. Alasannya, pertama, dangdut bisa populer juga di Asia yakni rumpun Melayu. Mereka memang sudah mengenal dangdut tapi tidak sepopuler di Indonesia. Kedua, dari ajang ini kita semakin mengenal satu sama lain yang akan muncul rasa kasih sayang. Ketiga, saling mengenal budaya, adat istiadat masing-masing negara juga. Diharapkan, mereka bisa ngetop juga di negara-negara yang ikut terlibat di D'Academy Asia. Yang kita pikirkan adalah Dangdut bisa mendunia," jelas Harsiwi.
Mampukah peserta asal Indonesia bersaing dengan bakat-bakat hebat dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam? Nantikan aksi para penyanyi dangdut melayu berkualitas di D'Academy Asia Indosiar.