Sylvia Fully mendapat banyak pengalaman menarik di film yang mengambil lokasi syuting di tiga negara seperti Turki, Makkah dan Indonesia ini. Ia dapat menambah wawasan, terlebih akhirnya Sylvia bisa mencium Ka'bah di Mekkah. (Galih W. Satria/Bintang.com)
Sylvia Fully, salah satu pemain utama film ‘Harim di Tanah Haram’. (Galih W. Satria/Bintang.com)
Karakter Qia yang diperankan oleh Sylvia diharuskan untuk bisa berbahasa Makassar. Ia sempat mengulang beberapa kali take adegan ketika harus mengucapkan dialog yang cukup panjang. (Galih W. Satria/Bintang.com)
"Kita 2 minggu reading, latihan sama coach juga. Kita tinggal di Jeneponto, Makassar, nginep di sana tiga hari. Bahasanya kan berat, saya orang Sunda, sedangkan harus berbahasa Makassar dan itu sulit buat saya,” ujar Sylvia. (Galih W. Satria/Bintang.com)
Bagi Sylvia Fully, berperan sebagai pelacur di film bergenre religi ini memang membuatnya sangat memutar otak. Meski begitu, film ini tidak menampilkan adegan vulgar sebagai pelacur seperti yang banyak dipikirkan orang. (Galih W. Satria/Bintang.com)
Sylvia Fully. (Galih W. Satria/Bintang.com)
Sylvia Fully mengatakan jika semua proses film ‘Harim di Tanah Haram’ telah berjalan lancar. Ia memiliki harapan jika film ini dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. (Galih W. Satria/Bintang.com)