Menolak Presiden Soekarno, Gusti Nurul Pilih Nikahi Tentara

Fathan Rangkuti diperbarui 11 Nov 2015, 21:40 WIB

Fimela.com, Jakarta Keraton Yogyakarta dan Mangkunegara berduka. Gusti Nurul berpulang pada 10 November 2015 sekitar pukul 08.00 di RS Borromeus, Bandung, Jawa Barat. Beliau merupakan puteri tunggal Mangkunegoro VII dari Kerajaan Mangkunegaran, Surakarta, yang dikenal sangat cerdas.

 

Sebagai seorang putri keraton, Gusti Nurul sangat lihai menari. Beliau menunjukkan keahlianya di Belanda pada tahun 1937 di pernikahan putri Juliana. Saat itu, ia menari dengan iringan gamelan melalui sambungan telepon. Musik gamelannya dimainkan di Solo sedangkan Gusti Nurul menari di hadapan tamu. Kekaguman Ratu Wilhemina pun sampai membuatnya meraih gelar de bloem van Mangkunegaran atau kembang dari Mangkunegara.

Selain cerdas dan pintar menari, beliau juga memiliki banyak pengagum. Dengan berbagai kelebihan ini, bukan hal yang aneh jika Gusti Nurul menjadi primadona. Diketahui, ada empat tokoh bangsa yang menjadi penggemar dan ingin menjadikan beliau sebagai istrinya. Mereka adalah Soekarno, Sultan Hamengkubuwono IX, Sutan Sjahrir dan Kolonel GPH Djatikusumo. Dikabarkan bahwa kamar kerja Presiden Pertama RI di Cipanas terpajang lukisannya.

Walaupun 4 tokoh besar Indonesia mempersuntingnya, Gusti Nurul merasa tak siap untuk bersanding dengan tokoh politik. Alasan Gusti Nurul menolak Soekarno ialah karena beliau tak ingin dimadu dan menyakiti perasaan sesama. Selain menolak poligami, prinsip "perempuan tak harus berada di dapur" pun dianutnya. Terbukti dengan kebiasaanya menunggang kuda yang dahulu bukan kebiasaan yang dilakukan oleh perempuan.

24 Maret 1951, Gusti Nurul pun menambatkan hatinya. Seeorang yang menjuarai hati beliau tak memiliki gelar dan jabatan tinggi di negara ini. Surjo Sularso ialah seorang tentara dengan jabatan kolonel militer yang juga merupakan sepupunya sendiri. Dari pernikahannya beliau dianugerahi 7 anak, 14 cucu dan 4 cicit.

What's On Fimela