Fimela.com, Jakarta Siapa, sih, yang tak mau melanjutkan studinya ke luar negeri? Selain ingin memiliki pengalaman di negeri orang lain, kamu pasti juga ingin mencari peluang untuk bekerja di negara tersebut. Tapi masalahnya, kuliah di luar negeri membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Memang, sih, ada beasiswa. Tapi tidak semua orang bisa mendapatkannya.
Sekolah di luar negeri tenpa beasiswa ternyata bukan hanya angan-angan belaka. Kamu sebenarnya bisa melakukan perencanaan keuangan yang tepat. Nah, ada satu produk investasi yang sangat tepat buat kamu untuk kuliah di luar negeri; reksadana. Dengan reksadana, kamu bisa mengumpulkan dana untuk kuliah di luar negeri. Tapi, ada beberapa hal yang harus kamu lakukan dan pikirkan. Buat kamu yang sangat ingin sekolah di luar negeri, langsung saja simak bahasan selengkapnya di bawah ini.
Hitung biaya. Pertama-tama, kamu harus menghitung biaya hidup, biaya kuliah di sana, dan tiket pesawat serta biaya penerjemahan berkas-berkasmu. Tapi artinya, kamu sudah menentukan nama kampus dan berapa lama kamu akan menempuh pendidikan di sana. Dari situ kamu bakal tahu berapa lama tinggal di negara tersebut. Setelah kamu hitung semua biaya serinci mungkin, sekarang kamu pikirkan kondisi keuanganmu.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi di reksadana, kesehatan finansialmu harus sempurna. Artinya, tidak ada tanggungan cicilan dan utang. Atau, boleh ada utang, asalkan tidak mengganggu cash flow sehari-hari. Setelah kamu yakin akan kekuatan finansialmu, saatnya untuk memikirkan produk mana yang harus kamu pilih.
Baca Juga
Pilih produk reksadana sesuai dengan waktu. Ada banyak produk reksadana yang bisa kamu pilih. Reksadana pasar uang, pendapatan, campuran, dan saham. Nah, semua ini berhubungan dengan jangka waktu yang terhitung saat kamu mulai berinvestasi sampai kapan ingin menggunakan uang tersebut buat kuliah. Misalnya, kamu sekarang masih kuliah di Jakarta dan ingin melanjutkan kuliah di Belanda tiga tahun lagi. Kamu harus memikirkan mana produk reksadana yang paling cocok.
Soalnya, reksadana pasar uang yang paling stabil untuk jangka waktu kurang dari setahun. Sedangkan reksadana pendapatan untuk jangka waktu satu sampai tiga tahun. Lebih baik kamu pilih reksadana campuran jika jangka waktunya lebih dari tiga tahun. Nah, kalau waktu kuliah ke luar negeri masih panjang, lebih dari lima tahun, sebaiknya kamu pilih reksadana saham.
Cara berinvestasi di reksadana saham. Kamu bisa langsung membeli saham dalam jumlah besar atau dinamakan dengan lump sum. Tapi kamu harus mengalokasikan anggaran yang besar, kira-kira Rp 500 juta. Atau kalau kamu belum punya uang sebanyak itu, kamu bisa mencicilnya setiap bulan. Ada satu cara lagi yaitu dengan bergerilya. Kamu mengalokasikan dana dengan perhitungan kenaikan harga dalam periode tertentu. Tapi, kamu harus hati-hati. Karena sering kali orang membeli saham tanpa memikirkan kebutuhan saat ini. Akibatnya, mereka justru 'susah makan' karena mengalokasikan uang terlalu banyak pada investasi.
Dengan reksadana, mengumpulkan dana untuk sekolah di luar negeri tidak lagi menjadi halangan dan sekadar impian. Tapi, kamu juga harus memikirkan kesehatan finansialmu sebelum berinvestasi di reksadana. Selain itu, kamu juga harus komitmen, karena reksadana merupakan investasi jangka panjang yang membutuhkan kesabaran dan komitmen yang kuat.