Tak Hanya Nama Jalan, Margonda Juga Pahlawan yang Terlupakan

Febriyani Frisca diperbarui 10 Nov 2015, 18:10 WIB

Fimela.com, Jakarta Bagi Warga Depok, nama Margonda pasti sudah tak asing lagi di telinga. Namanya kerap disebut-sebut dalam percakapan kondektur angkutan umum jurusan Depok. Mungkin, sebagian dari kalian, khususnya warga Jabodetabek, Margonda hanyalah sebuah nama jalan raya besar yang membentang seluas kurang lebih 6,5 kilometer. Menghubungkan setiap orang yang berlalu lalang dari Depok menuju Jakarta.

Namun, jika ditelisik lebih dalam, kamu pasti nggak menyangka kalau dibalik ketenaran Margonda terdapat sebuah kisah yang patriotik. Nama jalan yang ramai oleh kedai makanan ini diambil dari nama seorang pahlawan yang eksis dalam merebut kemerdekaan Indonesia yang seutuhnya. Namanya Margana, namun ia lebih dikenal dengan Margonda.

Jika kamu menganggap beliau asal Depok, kamu keliru. Pria kelahiran 1918 ini berasal dari Kota Hujan, Bogor, namun ia gugur di kawasan Kalibata, Pancoran Mas, Depok. Hal tersebutlah yang membuat namanya harum di Kota Belimbing. Lahir di Baros, Cimahi, Bandung, ia tumbuh menjadi Margonda muda yang memiliki jiwa patriot dan semangat dalam mengusir penjajah dari tanah air.

Pada tahun 40-an, Margonda mengikuti pelatihan penerbang cadangan di Luchtvaart Afdeeling, atau Departemen Penerbangan Belanda. Namun, nggak berlangsung lama, sebab di tahun 1942, Belanda menyerah dari Indonesia sehingga kekuasaan jatuh ke tangan Jepang. Meski pada tahun 1945 Presiden Soekarno telah memproklamirkan kemerdekaan Bangsa Indonesia, penjajah belum sepenuhnya hengkang dari bumi pertiwi.

Penjajahan masih terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Bogor, salah satunya. Margonda yang kala itu bekerja di bawah kekuasaan Jepang, menunjukkan semangatnya dalam mengusir penjajah. Ia mengorganisir para pemuda Bogor dan Depok untuk mendirikan Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI) yang merupakan cikal bakal Tentara Republik Indonesia (TNI).

Pada 16 November 1945, pertempuran antara warga dan penjajah tumpah di Depok. Banyak perjuang yang gugur di sana, termasuk Margonda. Pria yang meninggalkan satu cucu di Kebon Pala, Jakarta Timur ini tertembak timah panas penjajah di pinggir Kalibata, Pancoran Mas oleh tentara Inggris. Menurut sejarah yang tercatat, ia gugur bersimbah darah dengan granat di tangannya yang siap dilempar ke penjajah. Pada 1970-an, nama pahlawan Margonda diabadikan jadi nama jalan di Depok.