6 Bisnis Baru di Cina yang Sanggup Meraup Untung Miliaran Dolar

Karla Farhana diperbarui 05 Nov 2015, 15:10 WIB

Fimela.com, Jakarta Masih ingatkah kamu, betapa masyarakat Henan menderita kelaparan pada tahun1942-1943? Theodore H. White, reporter yang melihat langsung betapa kacaunya sistem pemerintahan dan perang, membuat rakyat Cina kelaparan. White kemudian memotret semua kejadian mengerikan yang terjadi di sana, termasuk manusia yang memangsa manusia. Tapi Cina yang terpuruk tak hanya diam saja. Cina melawan kemiskinan dengan bangkit dan menjadi produsen terbesar dan menjual barang murah yang sanggup penuhi permintaan pasar internasional. 

Negara "penjiplak segala hal" sempat menjadi nama panggilan Cina. Tapi, itu Cina yang dulu. Negara yang memiliki tembok raksasa ini telah belajar berinovasi dan menumbuhkan rasa cinta rakyatnya terhadap produk dalam negeri. Lahir dari semangat untuk membalikkan keterpurukan menjadi negara adidaya, Cina berhasil mencetak banyak perusahaan dan inovator-inovator cerdas yang tak akan kalah jika diadu dengan 'cetakan' Eropa, Amerika, dan negara Asia lainnya. Berikut ini enam bisnis baru yang sedang berkembang dengan pesat di Cina. 

Xiaomi. Pertama kali orang Indonesia mengenal produk Cina ini ketika mucul ponsel pintar dengan harga murah namun fiturnya yang luar biasa; Xiaomi. Lei Jun, CEO Xiaomi telah berhasil membawa brand ini tepat di bawah Uber, dalam urutan perusahaan teknologi swasta yang paling berarti. Xiaomi, yang ternyata artinya "beras kecil," telah memiliki segudang peminat, termasuk di Indonesia. Meskipun begitu, perusahaan ini juga punya saingan; Huawei. Xiaomi sekarang memperluas penjualan ponsel di luar China dan masuk ke pasar negara berkembang seperti Afrika, India, dan Brasil.

Didi Kuaidi. Meskipun baru didirikan pada Februari lalu, setelah meluncurkan aplikasi Didi Dache dan Kuaidi Dache, perusahaan yang dipimpin oleh Cheng Wei ini menjadi saingan yang cukup kuat buat Uber Cina. Didi Kuaidi telah berhasil membuat sebuah investasi dan kongsi dengan Lyft. Lyft ini merupakan saingan Uber Amerika. Cukup mencengangkan, bukan?

Lufax. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang keuangan berbasis online asal Cina ini, berkantor pusat di Lujiazui, Shanghai. CEO perusahaan baru yang sedang berkembang pesat ini adalah Gregory Gibb. Ada 1.500 bisnis baru yang juga sedang berkembang di Negeri Tembok Raksasa ini. Tapi Lufax, yang baru berumur empat tahun merupakan startup terbesar di antara yang lain. 

Zhong An Online. Zhong An berpartner dengan Alibaba dan Tencent, dan bergerak di bidang asuransi. Sejak berhasil meningkatkan keuntungan hingga mencapai $ 1 miliar, Zhong An menjadi pesaing utama dalam industri asuransi online. 

DJI Innovations. Kamu yang masih muda pasti sedang heboh dan sangat tertarik dengan drone. Nah, DJI merupakan perusahaan Cina yang memiliki konsumen terbesar di seluruh dunia. Drone yang diproduksinya ternyata dicintai masyarakat dunia. Perusahaan pembuat pesawat tak berawak ini telah menjual 40.000 drone dan berhasil meraup $1 miliar, pada tahun lalu. 

Ele.me. Jasa pengiriman makanan memang sedang marak, baik di Indonesia, Amerika Serikat, maupun Cina. Salah satu perusahaan pengiriman makanan di Cina muncul sebagai pelopor dalam kompetisi bisnis pengiriman makanan. Ele.me, yang berarti "apakah kamu lapar?" kini memiliki 40 juta pengguna di 260 kota di Cina. 

Itu dia enam perusahaan baru yang berkembang dengan pesat. Bukan hanya perkembangannya saja yang mengagumkan, tapi juga keberhasilan mereka yang sanggup bersaing dengan perusahaan besar lainnya di Cina. Semoga saja perusahaan-perusahaan ini bisa mempertahankan eksistensinya di dunia teknologi dan bisnis

Tag Terkait