Di mata Slamet, sosok Teguh Karya adalah ilmu, setia, dan komitmen. Sang maestro semacam magnet yang gelombang getarannya sanggup membuat anggota kelompoknya terus merasa 'demam berkesenian’. (Deki Prayoga/Bintang..com)
Ditemui di Sanggar Populer, kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (4/11/2015), Slamet Rahardjo berbagi pengalamannya saat menjadi anak didik mendiang Teguh Karya. Soal berkarya, Teguh Karya memang sudah tak diragukan lagi. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Teguh Karya merupakan sosok yang galak dan tega dan Slamet Rahardjo pun sempat merasakannya. Aktor senior ini bahkan pernah disebut Teguh sebagai ‘aktor tauco’. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Slamet Rahardjo sempat kesal dan merasa dilecehkan oleh sang maestro, namun rupanya, sikap itu merupakan sika kecewa Teguh Karya melihat ketidakseriusan Slamet dalam berakting saat dalam produksi sebuah film di masa lampau. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Di balik sifat keras mendiang rupanya tersimpan misi tersendiri, ia tak ingin Slameet Rahardjo main-main dalam berakting. Terbukti, aktor berusia 66 tahun ini menjadi aktor bersinar di negeri ini. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Slamet Rahardjo yang didapuk menjadi pemeran utama pria terbaik Festival Film Indonesia untuk film ini menceritakan jika sang maestro memiliki hal yang tidak disukai. Diakuinya, Teguh Karya tidak suka menonton pagelaran wayang. (Deki Prayoga/Bintang.com)
Aktor ‘Badai Pasti Berlalu’ ini mengatakan jika semua orang bisa menjadi Teguh Karya. "Tak ada yang istimewa dari Teguh Karya karena semuanya bisa dipelajari," ujar Slamet Rahardjo. (Deki Prayoga/Bintang.com)