Fimela.com, Jakarta Kanker merupakan salah satu penyakit pembunuh di dunia. Berbagai macam faktor bisa mendukung munculnya sel-sel kanker dalam tubuh. Diet, kebiasaan buruk, gaya hidup, dan genetika adalah beberapa di antaranya. Meskipun beberapa penelitian membuktikan kalau genetika berperan kecil dalam penyebab kanker, namun faktor tersebut perlu diseriusi keberadaannya.
Baca Juga
Karen Malkin, seorang perempuan asal Montreal, Kanada memutuskan untuk membuang payudara dan rahimnya untuk menghindari penyakit kanker. Keputusannya itu berawal dari ayahnya yang positif memiliki mutasi gen kanker 7 tahun lalu. Sesegera mungkin, Malkin melakukan tes serupa dan hasilnya positif. Berdasarkan pemeriksaan, dalam kasus ibu dua anak ini memiliki risiko dua kanker dalam tubuhnya. 87 persen kanker payudara, 40 persen bisa berganti menjadi kanker ovarium.
"Aku merasa seperti bom waktu," ungkap Malkin ke Buzzfeed. Namun, berkat dukungan dari suami, teman, dan keluarganya, perempuan berusia 41 tahun ini bisa tegar menerima kenyataan buruk itu. Beberapa minggu setelah menerima hasil tes, ia mendapat panggilan untuk melakukan masektomi (pemotongan payudara). Namun, selang 2 tahun, ia mengalami komplikasi yang membuatnya harus menjalani empat operasi lagi. Termasuk membuang kedua ovarium alias indung telurnya.
"Rangkaian operasi nggak hanya membuat fisikku lelah, namun juga menguras emosi," tutur perempuan pendiri akun Facebook BRCA Sisterhood (BRace CAncer), fan page yang menaungi para perempuan yang bernasib sama sepertinya. Beberapa operasi yang dijalani meninggalkan bekas luka sayat di payudaranya. Hal tersebut membuat Malkin ingin berbagi apa yang ia harap menjadi langkah terakhir pada perjalanan masektominya. Ia menato bagian masektominya agar telihat lebih cantik beberapa bulan lalu.
Ia membagikan pengalaman soal kanker dan masektominya itu melalui akun media sosialnya. Ia berharap agar para perempuan yang telah melakukan masektomi bisa bangkit lagi dan membuat mereka sadar bahwa banyak jalan menjadi cantik.