Gili Air, Pulau Tanpa Kendaraan Bermotor di Nusa Tenggara

Asnida Riani diperbarui 02 Nov 2015, 15:40 WIB

Fimela.com, Jakarta Menjejakkan kaki di dermaga, hangat sinar matahari bisa dirasakan hampir di setiap sudut Gili Air. Berbalik, maka laut biru dengan hempusan angin sejuk, lengkap dengan pemandangan perahu tradisional maupun speedboat wara-wiri. Salah satu pulau paling popular selain Gili Meno dan Gili Trawangan ini memang sudah jadi destinasi wajib bagi para pelancong yang berpelesir ke gugusan pulau Nusa Tenggara.

Menikmati eloknya pulau tropis tak jadi alasan tunggal bagi para turis untuk berduyun-duyun ke Gili Air. Pulau dengan pantai berpasir putih ini pun punya penawaran suasana yang sedikit sulit ditemukan di destinasi popular lainnya di Indonesia. Bahkan, kampung nelayan di Togean saja tak punya tawaran yang sama, yakni menikmati alam tanpa bising kendaraan bermotor.

Sepeda dan andong jadi transportasi utama di pulau "analog" ini. Tak ada kendaraan bermotor yang lalu-lalang membuat ritme kehidupan terasa begitu santai. Bersepeda mengelilingi pulau untuk mencari spot demi menanti sang surya kembali ke paraduan jadi satu pilihan paling tepat. Melihat sinar matahari yang terpantul di air laut adalah satu panorama yang akan dirindukan di Gili Air.

Selain ketenangan, Gili Air pun tersohor sebagai tempat di mana pesta tiada akhir kerap berlangsung. Malam turun, maka pasar dengan jajaran makanan tradisional maupun hidangan laut yang terlihat begitu segar seakan menunggu untuk dicicip kenikmatannya. Menghabiskan malam berteman makanan lokal dengan cita rasa khas pasti membuat perjalanan di Gili Air jadi satu pengalaman tak terlupakan.

What's On Fimela