Catatan Kehidupan Pak Raden (2)

Komarudin diperbarui 01 Nov 2015, 22:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Meski telah selesai studinya di Prancis, Suyadi atau Pak Raden tak langsung pulang ke Tanah Air. Ia memperpanjang masa tinggalnya di Paris dengan berkerja kecil-kecilan. Hal tersebut diungkapkan Pierre Labrousse, penyusun Kamus Indonesia - Perancis, dalam Katalog Pameran Tunggal Sketsa Drs Suyadi untuk memperingati '60 Tahun Pak Raden Berkarya' di Jakarta, pada 25 April-5 Mei 2013 lalu.

"Di Bandung pun menjalani hidup yang sama...Saya mempunyai kesan bahwa kehidupan Suyadi tidak begitu berubah sekarang ini," tulis Pierre.

Selama di Perancis pada 1961-1964, Suyadi mengalami berbagai peristiwa yang terjadi di kota seni itu. Banyak kejadian yang membuatnya kagum, bahkan ada yang membuatnya keceewa. Semua itu terekam kuat dalam ingatannya. Ia lalu menuangkannya lewat sketsa.

Selain melukis, mendalang, membuat ilustrasi buku anak, membuat boneka, mendongeng, Suyadi juga rajin membuat corat-coret di atas kertas secara spontan. Ia mengaku mencari nafkah lewat menggambar. Kemampuan tersebut biasa ia lakukan saat menonton pertunjukan wayang orang. Meski gelap, ia mampu menghabiskan puluhan kertas.

Seiring waktu berjalan, ketenaran Suyadi sebagai tokoh Pak Raden dalam serial boneka Si Unyil  yang ia ciptakan mampu menyingkirkan prestasi di bidang seni lainnya. Si Unyil adalah film serial televisi Indonesia produksi Perum Produksi Film Negara (PPFN) yang tayang setiap Minggu pagi di TVRI dimulai sejak  5 April 1981 sampai 1993.

Dalam serial tersebut, tokoh Pak Raden selalu mengenakan blangkon, alis melengkung, dan kumis tebal.  Ia tampil sebagai orang desa yang selalu mengomel, ketinggalan zaman, serta menjadi bahan ejekan anak-anak. Bagaimana kiprah Pak Raden selanjutnya?

What's On Fimela