5 Mitos Kanker Payudara yang Harus Kamu Berhenti Percaya

Asnida Riani diperbarui 15 Okt 2015, 08:40 WIB

Fimela.com, Jakarta Ketika berbicara tentang kanker payudara, kamu mungkin tahu kalau 1 dari 8 perempuan didiagnosa menginap penyakit tersebut. Menurut American Cancer Society, sekitar 40.000 perempuan/tahun di Amerika Serikat meninggal karena kanker payudara. Jadi momok menakutkan, namun belum banyak disadari banyak perempuan.

Tak hanya itu, mungkin kamu pun sering mendengar perihal kanker payudara yang belum teruji kebenarannya. Banyak mitos beredar tentu membuat aksi pencegahan jadi kurang tepat. Tapi kamu jangan khawatir, Breast Cancer Research Foundation (BCRF) merangkup beberapa mitos tentang kanker payudara yang harus kamu perhenti percaya secepatnya.

Kanker payudara hanya menyerang perempuan. Laki-laki juga ternyata bisa terserang kanker payudara, namun dengan 100 kesempatan yang lebih rendah dari perempuan. Bagi laki-laki, diagnosa biasanya datang setelah stadium lanjut. Hingga kini, penelitian soal perbedaan kanker payudara antara laki-laki dan perempuan masih diteliti oleh para ilmuwan yang dipimpin oleh Sharon Gordano, M.D. dan Fatima Cardoso, M.D,.

Kanker payudara hanya menyerang mereka yang berusia lanjut. Ketika berbicara tentang umur, tak ada diskriminasi bagi kanker payudara. Menurut American Cancer Society, sekitar 12,880 perempuan di Amerika Serikat berusia di bawah 40 tahun didiagnosa terkena kanker payudara. Pada beberapa kasus, kanker payudara justru jadi penyakit turunan.

Jenis kanker payudara yang diderita semua orang sama. Berdasarkan data penelitian BCRF, kanker payudara punya jenis yang berbeda. Para ilmuwan sedang mempelajari beberapa tipe yang sering muncul untuk masuk kategori lebih spesifik. Pembedaan ini juga bermanfaat untuk mengetahui cara penanganan paling tepat untuk setiap individu.

Kanker payudara selalu berbentuk gumpalan. Faktanya, banyak tanda lain untuk mengidentifikasi apakah seseorang terkena kanker payudara atau tidak. Termasuk pembengkakan payudara, iritasi kulit, inversi puting, serta bintik merah yang ada di sekitar atau tepat di payudara.

Kawat bra dan pemakaian deodorant dapat meningkatkan risiko terserang kanker payudara. Sebuah studi yang dipublikasi di Cancer Epidemiology Biomarkers Prevention pada tahun 2014, membuktikan kalau menggunakan bra berkawat tak menyebabkan seseorang terkena kanker payudara. Sedangkan menurut National Cancer Institute, tak ada hubungan antara pemakaian deodorant dengan kanker payudara.

 

Baca Juga: Tingkatkan Kesadaran Bahaya Kanker Payudara Lewat 'No Bra Day'