Printer 3D Ini Sanggup Memulihkan Jantung Anak Umur 4 Tahun

Karla Farhana diperbarui 08 Okt 2015, 18:10 WIB

Fimela.com, Jakarta Mia Gonzalez, telah menghabiskan tiga setengah tahunnya dengan cara yang berbeda dengan anak-anak lainnya. Mia, gadis kecil asal Miami, Amerika Serikat ini tidak bisa meneruskan sekolah tarinya, tidak bisa ikut bermain dengan teman-temannya, karena memiliki penumonia. Meskipun Mia kadang masih suka bandel bermain di luar dengan temannya, tapi gadis kecil yang kini berusia empat tahun ini harus terus-terusan mengkonsumsi pil asma agar pernapasannya lancar. 

Setelah dirawat di 10 rumah sakit, para dokter akhirnya sadar, kalau ternyata Mia bukan terjangkit asma. Tapi kelainan pada aorta, pembuluh yang memompa darah dari jantung. Karenanya, jantung gadis pemberani dan ceria ini harus segera dioperasi. Agar bagian aorta yang menekan saluran pernapasan sehingga Mia sulit bernapas, bisa tertutup. 

Ibu Mia, Katherine Gonzalez, terkejut dan bingung. Buah hatinya yang masih sangat belia harus segera dioperasi. Dan ini merupakan operasi besar. "Saya sangat terkejut dan ketakutan. Yang tadinya hanya asma, sekarang berubah menjadi kelainan pada aorta. Saya tidak tahu harus bagaimana," kata sang bunda. 

Tapi kelainan dan masalah yang diderita Mia memang sangat rumit. Untungnya, Nicklaus Children's Hospital di Miami, di mana Mia dirawat, memiliki teknologi canggih yang memberikan peluang untuk kesembuhan Mia; menggunakan printer 3D. Printer ini diperlukan untuk membuat replika organ yang bisa digunakan para dokter untuk mempelajari seluk beluk penyakit dan organ sebelum dilaksanakannya operasi. 

Direktur bedah jantung pediatrik di Nicklaus Children's Hospital, Dr. Redmond Burke, mempelajari kondisi jantung Mia selama beberapa minggu, hingga akhirnya menemukan jalan dan cara yang terbaik untuk melakukan operasi jantung Mia. "Tanpa model jantung ini, saya bahkan tidak tahu apa yang harus diperbuat. Meskipun saya tetap bisa melakukan operasi, tapi Mia akan merasakan sakit yang lebih parah dan waktu pulihnya juga akan jadi lebih lama," kata Dr. Redmond.

Operasi pun akhirnya dilakukan. Butuh waktu dua jam hingga aorta bisa ditutup. Operasi berjalan lancar karena tim dokter yang melakukan operasi sudah merencanakan dan memikirkan matang-matang apa akibat dari setiap tindakannya. Kecanggihan teknologi printer 3D ini memang tidak diragukan lagi. Bahkan, para dokter bisa membuat replika organ tubuh manusia, dan menggunakannya untuk transplantasi organ. Selain itu, 75 rumah sakit di Miami sudah menggunakannya untuk keperluan calon dokter ketika berlatih sebelum menangani organ manusia sesungguhnya. 

Baca juga: Bayi Ini Terlahir dengan Tempurung Kepala yang Tidak Sempurna

What's On Fimela