Fimela.com, Jakarta Buat kamu yang menunggu-nunggu kapan nilai tukar dolar turun, hari ini pasti berbahagia. Pasalnya, kemarin, Rabu (7/10), Bloomberg Dollar Index menunjukkan nilai tukar rupiah mencapai Rp 13.821 per dolar Amerika Serikat. Artinya rupiah menguat 420 poin atau terapresiasi 2,95%. Pada saat itu, ternyata rupiah memimpin penguatan mata uang di Asia Tenggara!
Menurut ekonom dari Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, ada faktor eksternal dan internal yang menyebabkan rupiah menguat. Sedangkan, menurut Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, rupiah menguat karena sinyal kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (Fed Fund Rate) yang cenderung mereda. Bintang.com kali ini mengumpulkan tiga alasan utama kenapa rupiah bisa menguat sangat drastis. Berikut ini bahasan selengkapnya.
Sinyal The Fed untuk menaikkan tingkat suku bunga mereda. The Fed, atau bank sentral Amerika Serikat ternyata menurunkan sinyal untuk menaikkan suku bunganya. Menurut Bambang, inilah faktor utama yang menyebabkan mata uang seluruh negara menguat, termasuk rupiah. Nah, penundaaan keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga ternyata juga disebabkan adanya data ekonomi Amerika Serikat yang baru saja dipublikasi.
Data ketenagakerjaan yang baru saja dipublikasikan. Dalam data ini, disebutkan bahwa penyerapan tenaga kerja hanya bertambah 142 ribu orang. Jumlah ini sangat sedikit dibandingkan dengan targetnya yang mencapai 201 ribu orang. Sedangkan, data pengangguran di Amerika Serikat tetap tinggi. Pengangguran Amerika Serikat masih mencapai 5,1%. Inilah yang menyebabkan The Fed menunda kenaikan suku bunga.
Banyak dana asing yang masuk pasar saham dan obligasi. Selain itu, Lana mengatakan, kurs rupiah terhadap dolar meningkat karena banyaknya dana asing yang masuk, terutama pada pasar obligasi. Saat ini belum diketahui apakah yang membeli obligasi Bank Sentral atau dana manager investasi (MI).
Nah, itu dia tiga alasan utama kenapa rupiah bisa menguat terhadap dolar. Meskipun pagi ini, pukul 08.00, rupiah malah melemah 90 poin menjadi Rp 13.850, tapi 38 menit kemudian, rupiah kembali menguat menjadi Rp 13.811. Diharapkan, Bank Indonesia bisa bertindak untuk semakin memperkuat rupiah hingga The Fed melakukan rapat pada akhir bulan ini.
Baca juga: Di Tangan Kamu Rupiah Akan Lebih Kuat Perkasa Dari Dolar!