Fimela.com, Jakarta Pembajakan musik di Indonesia memang menjadi permasalahan klasik yang hingga kini belum ada bukti nyata dalam pemberantasannya. Hal ini juga menjadi perhatian khusus bagi musisi yang juga salah satu personil grup musik NTRL, Choky.
Ia menilai, pembajakan musik di Indonesia sudah seperti publikasi ilegal yang seakan disahkan di negeri Indonesia. Meski telah banyak aksi nyata mendukung pemberantasan pembajakan, Choky berpendapat memang akan sulit sekali jika hanya segelintir musisi yang ikut serta memerangi pembajakan.
"Untuk memimalisir pembajakan, musisi harus memiliki cara lain yang lebih inovativ dan tidak hanya berhenti dengan satu karya saja," ujar Choky gitaris NTRL ditemui Bintang.com di Rolling Stone Cafe, Ampera Raya, Jakarta Selatan, Rabu (7/10/2015).
Baginya, memang memerangi pembajakan tidak cukup jika dilakukan oleh seniman yang menciptakan karya, musisi yang menciptakan lagu atau mungkin produser yang membuat film. Ia menyatakan harus ada tindakan cepat dan menyeluruh dari pemerintahan juga.
"Jujur sih, inilah seni. Memang harus ada cara lain (menghindari pembajakan). Gak bisa dari musisi aja, tapi semua pihak juga ikut serta memerangi bajakannya," tambah Choki.
Meski pembajakan musik merajalela, nyatanya tak membuat Choky bersama grup musiknya, NTRL berhenti berkarya. Pada Rabu 7 Oktober 2015 bertempat di Rolling Stone Cafe, Jakarta Selatan, NTRL meluncurkan karya baru mereka bertajuk 11/12.
Tak hanya itu, NTRL diakui Choky juga akan menggarap buah karya Vinyl yang berisikan lagu-lagu terbaru mereka di album 11/12. "Ada rencana buay Vinyl juga nantinya. Maunya sih sekarang juga pas luncurkan album terbaru. Yang baru ada dalam bentuk digital, CD," lanjut Choky. "Bisa dibilang ini salah satu cara meminimalisir pembajakan karya juga kok," tandas Choky.