Gara-gara Film Malaikat Kecil, Tika Bravani Ingin Segera Nikah

Anto Karibo diperbarui 08 Okt 2015, 04:51 WIB

Fimela.com, Jakarta Tika Bravani kembali menjalani peran sebagai seorang ibu muda. Dalam film Malaikat Kecil, dirinya berperan sebagai Siti yang merupakan istri dari Budiman (Dwi Sasono). Ia memiliki dua orang anak dan juga harus menghadapi Budiman yang merupakan penyandang autisme.

Demi mendapatkan peran yang maksimal, Tika pun rela melakukan observasi sampai ke Boyolali, Jawa Tengah meskipun syutingnya hanya dilakukan di sekitar Jabodetabek dan Cirebon. Ia banyak belajar dari ibu-ibu Jawa yang selalu rendah hati di hadapan suami.

"Saya sampai ke Boyolali untuk tahu bagaimana perempuan Jawa mengabdi kepada suami. Di Jawa ada pepatah yang mengatakan bahwa hubungan istri terhadap suaminya itu, saurgo nunut neroko katut. Maksudnya istri itu mengikut suami, mau ke surga atau neraka," tutur Tika Bravani di acara premier film Malaikat Kecil, XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (6/10).

Dari hasil pendalaman karakternya itu, Tika Bravani banyak mendapatkan pelajaran hidup bahwa istri selayaknya menghargai suami, meskipun memiliki derajat sosial maupun finansial lebih tinggi dari suaminya.

"Jadi biarpun bagaimana kepada suaminya, dia tetap menghargai. Bahkan saya nemuin keluarga Jawa yang istri lebih maju dibanding suami, tapi di rumah dia ga mau menjelekkan suaminya dia akan terus mendukung suami itu. Ya pepatah itu jadi dasar kenapa perempuan Jawa tuh sabar banget, tabah mau cobaan kayak apa," ucapnya.

Baca Juga:  Ketegaran Hati Tika Bravani Miliki Suami Penyandang Autis

Wanita kelahiran Denpasar, 17 Februari 1990 ini merasa ingin lekas mengamalkan ilmu yang baru saja didapatkannya itu. Ia berharap kala nanti menjadi seorang istri bisa berlaku seperti wanita-wanita Jawa yang selalu ikhlas dan legowo. "Saya makin jadi pengin nikah," tukasnya.

Film ini menceritakan perjuangan seorang ayah yang memiliki keterbatasan sebagai penyandang autisme. Ia begitu ingin membahagiakan istri dan kedua anaknya, terutama ketika Lebaran tiba. Menurut Tika, ada pesan moral yang begitu dalam terkandung di film ini.

"Ceritanya seorang ayah yang ingin membahagiakan keluarga dari keterbatasan. Mungkin ini sederhana tapi jarang kan, sulit menemukan yang seperti itu, kadang kita berkecukupan tapi merasa kurang, sementara yang ingin baju baru untuk Lebaran aja susah," tandas Tika.