Eksklusif, Kelly Tandiono Jatuh Cinta pada Film Saat yang Tepat

Puput Puji Lestari diperbarui 06 Okt 2015, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Berkarir sebagai model internasional, Kelly Tandiono kini menikmati karirnya sebagai pemain film. Gadis kelahiran Singapura, 28 Oktober 1986 itu tak berniat untuk bermain film awalnya. Namun sekali bermain film, Kelly tak bisa lagi menolak tawaran bermain film yang menghampirinya.

Tawaran pertama untuk bermain film didapat Kelly dari Timo dari rumah produksi Moo Brothers. Saat itu, karir model Kelly tengah berada di atas. Dia menjadi model internasional sejak bergabung dengan Next Model Management di Los Angeles.

Di dunia model, fase kadaluarsa tak bisa dihindari. Setiap model punya batas karir seiring bertambahnya usia dan harus bersaing dengan model baru yang lebih muda dan segar. Karena itu Kelly merasa bersyukur karena jatuh cinta pada film disaat yang tepat.

Karya terakhir Kelly, Gangster benar-benr membentuk karakter Kelly yang sesungguhnya. Adegan laga bukan perkara sulit untuknya, apalagi ada Yayan Ruhian yang membimbingnya untuk berlaga dengan Dian Sastrowardoyo. Tapi Kelly masih punya banyak impian di film.

Kepada Bintang.com, Kelly mengungkapkan awal karir dan harapannya di dunia film. Berikut petikan wawancara kami di SCTV Tower, 4 September 2015.

Bagaimana awal mula karir di film?

Saya awalnya tak serius mendalami film. Tapi begitu langsung merasa ini dunia saya. Jadi keterusan. Pertama kali aku masuk ke film dari film pendek. Waktu itu aku ditawari sama Timo. Dia buat film untuuk didaftarkan ke Toronto Film Festival. Aku mikirnya untuk coba saja kenapa enggak. Habis itu ditawari sama Mas Awi. Jadinya passionate sama akting.

Tantangan akting?

Sebenarnya aku belum tahu akting gimana saat menerima tawaran bermain film. Kalau di model kan aku sudah lama baget, sudah tahu semuanya. Aku modeling udah mateng hafal banget. Ditawari main film kenapa enggak. Ketagihan deh akhirnya. Learning by doing. Pasti susah banget kupikir saat awal.

Banyak yang pengin dilakukan di film. Aku merasa susah gimana cara mengingat skenario dan harus akting. Pas dapat acting choach yang bagus ternyata lumayan gampang juga. Nggak susah. Aku cari-cari karakter yang dekat. Aku pelajari. Begitu sudah dapat karakternya tinggal jalan aja.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Gadis Tomboi yang Gemar Berlaga

Eksklusif Kelly Tandiono (Foto: Febio Hernanto/Digital Imaging: Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Akting laga nggak susah?

Emang saya untuk laga aku suka. SMA aku Taekwondo, sekarang Muangthai. Untuk Gangster gak susah untuk laga. Cuma untuk dapat chemistrynya yang susah. Ketemu Dian Sastrowardoyo aku takut nggak bisa ngimbangin. Ya sudahlah aku mikir kerjain saja.

Dua hari latihan sama Mbak Dian sama Kang Yayan ternyata bisa juga. Kalau belajar sendiri laga sama Kang Yayan. Sebelumnya udah dekat makanya chamistry dapat banget. Sama Mbak Dian sudah kenal sebagai teman. Mereka profesional baget. Mereka pantang menyerah. Dia kecil-kecil cabe rawit. Latihan terus sampai puas.

Gak ada cidera atau luka lebam? 

Lebam-lebam banyak banget. Aku terusin aja walaupun sakit. Habis syuting biru-biru sudah biasa.

Nggak kapok?

Enggak, sama Mbak Dian malah kita latihan-latihan terus supaya dapat gambar bagus. Ketendang itu sudah biasa.

Baca Juga: Duel Dian Sastro-Kelly Tandiono di Trailer Terbaru 'Gangster'

Ke depan pengin main film apa? 

Aku pengin drama romantis, karena belum pernah main yang romantis. Komedi juga belum pernah main. Komedi dan roamnce yang saya ingin.

Lawan main idaman?

Yang pasti aktor yang kerenlah. Nicholas Saputra, Chico Jeriko, Reza Rahadian, dan Christine Hakim. Banyak yang pengin aku main bareng. Kemarin abis main sama Ray Sahetapi aku senang banget. Karena Om Roy jadi role model aku di film. Di film negeri tanpa telinga aku senang banget ketemu Om Ray.

Karakter idaman?

Sebenarnya aku pengin karakter yang bukan kayak aku. Buat aku main Gangster itu gak butuh banyak effort. Karena karakternya udah aku. Penginnya yang beda banget dari karakter aku.

Ini aku main film baru, Ayah, dimana aku menjadi wanita Jepang. Beda banget dari karakter aku pribadi. Aku harus ngomong bahasa Jepang dengan lemah lembut. Benar-benar berbeda dari aku. ku juga belajar bahasa Jepang. Tantangan seperti ini menyenangkan.

Penampilan kamu tomboi banget?

Karena pada dasarnya saku suka olahraga. Lari sejak kecil. Aku main basket, renang, dan lari. Dari dulu emang dah sporty.

Suka ikut kejuaran juga?

Aku emang suka marathon kemarin juara dua di Bali Marathon.Selama dua bulan aku latihan untuk marathon.

Fungsi olahraga buat kamu?

Olahraga itu melatih untuk fokus dan mental kuat. Jaga disiplin juga. Kesehatan aku tambah kuat, sistem imun aku kuat banget. Jarang sakit meskipun sibuk.

Sekaligus untuk diet?

Bukan untuk diet, diet itu kalau mau fashion week. Lari itu butuh energi tinggi jadi nggak bisa diet. Kalau mau fashion week jadi model aku nggak lari.

3 dari 3 halaman

Model vs Akting

Eksklusif Kelly Tandiono (Foto: Febio Hernanto/Digital Imaging: Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Bedanya model dan akting?

Sebagai model just be Kelly. Acting harus jadi orang lain. Dan ternyata itu menyenangkan. Pengin nyobain semua karakter akhirnya. Pengin jadi orang gila.

Tantangan terberat di akting?

Kalau buat saya salah satu film yang sama main dan susah diperankan itu main di Negeri Tanpa Telinga. Jadi politikus wanita yang mau melakukan apa saja untuk mencapai tujuan. Bahkan melakukan seks segala. Gimana jadi politikus yang berwibawa tapi di sisi lain ada jeleknya juga.

Itu tantangan banget buat saya. Waktu itu aku dikasih, pelatih dia ngajarin aku. Aku mikir ini kerjaan aku kerjakan saja kerjakan yang terbaik.

Sejak kapan tertarik model?

Modeling aku udah selama 12 tahun. Jalan di cat walk pertama kali pas usia 16 tahun. Umur 18 tahun mulai aktif sebagai model. Usia 21 udah benar-benar jadi karir aku.

Bagaimana tips bisa tembus model internasional?

Total. Awalnya aku di Singapura. Pas selesai kuliah aku muter-muter. Di London, Berlin dan negara-negara lain sudah saya coba.

Tugas utama model apa?

Model itu seseorang yang emang membuat fashion itu sesuatu. Tugas model membawakan pakaian designer dan harus selalu terlihat indah di cat walk. Harus profesional.

Susah kah untuk jadi model?

Nggak gampang jadi model, karean model itu punya jangka waktu yang pendek. Kita harus sudah tahu bagiama keluar jangka waktunya. Jangan sampai kebablasan gak tahu kapan harus mecari karir lain.

Itu sebabnya kamu main film?

Akku bersyukur kenal film pada waktu yang tepat. Kita nggak bisa selamanya menghindar dari model-model muda yang lebih segar. Harus tahu kapan kadaluarsa. Saya sedih melihat beberapa model yang tidak meningkatkan kemampuan diri lalu kalah bersaing dengan yang muda. Pada akhirnya tidak tahu apa yang mesti dikerjakan.

Bagaimana perkembangan fashion di Indonesia?

Di Indonesia sekarang maju sekali. Perkembangan sangat tinggi. Bagus banget sekarang. Jakarta Fashion Week sudh jadi event internasional. Seorang model sangat penting banget untuk jalan di catwalk Jakarta Fashion week. Karena ini biggest even fashion di Indoesia.

Baca Juga: Dian Sastrowardoyo Jadi Sangar di Film 'Gangster'