Eksklusif, Pandji Pragiwaksono Menghibur dengan Kata

Edy Suherli diperbarui 05 Okt 2015, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Pelan tapi pasti Stand Up Comedy atau pelawak tunggal mulai mencuri perhatian publik negeri ini. Maraknya aksi komedian dengan gaya solo selama ini menjadi alternatif ragam komedi yang sudah lazim selama ini, model lawakan berkelompok. Pandji Pragiwaksono adalah salah seorang komedian yang getol menyebarkan  ‘virus’ Stand Up Comedy  kepada  khalayak.  Ia yakin gaya lawakan model ini akan menjadi trend. Menghibur publik dengan kepiawaian merangkai kata.

***

Pria yang lahir di Singapura pada  18 Juni 1979 mengawali kariernya sebagai penyiar radio saat masih kuliah pada program studi Desain Produk, Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB angkatan 1997. Kembali ke Jakarta, Pandji belum bisa lepas dari dunia radio. Ia kembali menjadi penyiar di Radio Hard Rock FM di Jakarata. Namun dari sinilah kariernya sebagai entertainer berkembang dan ia dikenal oleh khalayak.

Dari dunia radio ia mulai melebarkan sayap dengan menjadi presenter beberapa tayangan di televisi. Di antaranya acara reality show Kena Deh (Trans7), sebelumnya program ini tayang di antv. Pandji juga pernah memandu siaran pertandingan NBA di JakTV, soalnya ia memang memiliki minat yang besar pada basket.

Baca juga: Pandji Pragiwaksono, Bimbing Para Comic Siap Hadapi Dunia Nyata

 

Kariernya sebagai seorang pelawak tunggal dimulai diseriusi pada tahun 2010. Sebagai salah satu tonggak keseriusan Pandji pada dunia Stand Up Comedy adalah dengan digelarnya event Twivate Concert, Konser  lawak pertama yang ia gelar. "Ternyata peminat Stand Up Comedy itu ada lho. Buktinya saat kembali menyuguhkan even bertajuk 'Bhinneka Tunggal Tawa'  di Taman Ismail Marzuki pada 28 Desemebr 2011 yang datang ratusan orang," ungkap Panji yang juga memiliki bakat dalam dunia tarik suara.

Belum lama berselang ia sukses menggelar rangkaian tour dunia Stand Up Comedy. Yang perlu digarisbawahi tour dengan tajuk "Mesakke Bangsaku World Tour April 2014-April 2015" adalah yang pertama dilakukan oleh seorang stand up comedy asal Indonesia. Lewat event ini ia menyambangi 11 kota, tujuh negara di empat benua.

Dalam tour yang bermakna kasihanilah bangsaku ini, Pandji memang mengeksplorasi kondisi nyata yang sedang dialami bangsa Indonesia kini. Namun semuanya disampaikan lewat cara yang jenaka. Pandji punya alasan mengapa dia keliling dunia justru  membongkar kejelekan Indonesia? Dengan diplomatis ia memberikan penjelasan soal ini. "Syarat pertama adanya perbaikan itu adalah menyadari adanya kesalahan. Lebih baik kita sadari dan sepakati memang ada yang salah di Indonesia. Kalau mau jujur memang banyak yang pantas dikasihani, tapi kemudian kita perbaiki bersama" papar Pandji yang sudah membintang beberapa film layar lebar seperti Make Money (2013), Comic 8 (2014), Marmut Merah Jambu (2014), Di Balik 98 (2015), Youtubers (2015) dan terakhir Comic 8: Casino Kings  (2015).

 

Ia bersama komedian Ernest Prakasa, Sam D. Putra, Luqman Baihaqi, dan lain-lainnya mencetuskan acara kompetisi Stand-Up Comedy Indonesia (SUCI) di KompasTV. Kini ia juga menjadi mentor dan juri tamu untuk acara yang bertajuk Stand Up Comedy Academy di Indosiar. Pandji dan Raditya Dika sama-sama menjadi mentor dan juri tamu di acara yang tayang setiap Senin hingga Kamis pukul 20.00 hingga 24.00 WIB, mulai tayang 5 Oktober 2015.

"Lewat acara Stand Up Comedy Academy (SUCA) di Indosiar ini saya sendiri berharap akan lahir para comic -- sebutan untuk kontenstan acara (SUCA)-- yang berkualitas dan digemari publik," ujarnya kepada Edy Suherli dan Andy Masela dari Bintang.com yang menemuinya untuk sebuah wawancara dan pemotretan di Kantor Indosiar, bilangan Daan Mogot, Jakarta Barat, pada Minggu (4/10/2015). Berikut petikan selengkapnya.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

World Tour

Pandji Pragiwaksono sukses menggelar world tour di empat benua. (Fotografer: Andy Masela, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Belum lama ini Pandji Pragiwaksono sukses menggelar World Tour Stand Up Comedy. Bersama temanya ia menggelar pertunjukan Stand Up Comedy di berbagai kota besar di empat benua. Meski penontonnya masih mayoritas  masyarakat Indonesia atau mereka yang punya keterkaitan darah alias blasteran, atau yang memiliki ketertarikan minat dengan segala hal yang berhubungan dengan Indonesia, ia sudah senang. Soalnya ini pertanda baik kalau lawakan model ini bisa menjadi alternatif bisa diterima.

Bagaimana awalnya Anda bisa mengelar world tour stand up comedy?

Awalnya itu cuma khayalan saja. Saat ngobrol dan kumpul dengan teman-teman tercetus keinginan untuk melakukan tour seperti para penyanyi di berbagai kota di seluruh dunia. Ini benar-benar mengkhayal. Ide itu kemudian saya realisasikan namun belum berani di dunia, saya menggelar untuk skup Indonesia dulu. Tahun 2012 saya menggelar tour Stand Up Comedy dengan tajuk Merdeka dalam Bercanda. Tahun berikutnya baru saya bikin 'Mesakke  Bangsaku.'

Baca juga: Pandji Pragiwaksono Dianggap Menghina Indonesia

 

Bagaimana kisahnya bisa dilebarkan ke berbagai negara?

Untuk tour di 4 benua, 11 kota dan 7 negara saya bekerjasama degan PPI Dunia (Persatuan Pelajar Indonesia-Dunia). Mereka yang bermukim di kota tujuan yang menjadi panitia acara di kota yang akan dituju. Seperti di Singapore (10 Mei 2014), Melbourne (16 Agustus 2014), Adelaide (17 Agustus 2014), Brisbane (23 Agustus 2014). Lalu di London (5 Oktober 2014), Berlin (24 Oktober 2014), dan Amsterdam (25 Oktober 2014). Lanjut ke Guangzhou (8 November 2014), Beijing (22 November 2014), Los Angeles (17 April 2015) serta San Fransisco (19 April 2015).

Selain Anda siapa lagi yang dilibatkan dalam tour ini?

Saya memang tidak sendirian untuk mempresentasikan lawakan di kota-kota itu. Saya ditemani tiga Stand-up Comedian muda dan berbakat; Krisna Harefa, Gilang Bhaskara, dan Andi Wijaya. Mereka secara bergantian  membuka pagelaran World Tour Pandji di setiap negara.

Bagaimana respon penonton di setiap kota dan negara itu?

Ternyata, buat mereka mengundang Stand Up Comedy itu lebih simple dan murah. Jadi, bisa menjadi alternatif hiburan bagi mereka. Soalnya kalau mengundang penyayi atau musisi ridersnya banyak dan personel yang dibawa juga tidak sedikit. Dan itu butuh biaya semua. Kalau Stand Up Comedy kan tidak sebanyak itu. Penonton yang hadir kalau dipresentase 80 persen WNI dan sisanya adalah warga setempat. Namun mereka biasanya ada darah Indonesia atau punya ketertarikan pada hal yang berbau Indonesia. Mereka antusias menyaksikan pertunjkan saya.

Mereka senang menikmati pertunjukkan Anda?

Oh ya, malah ada yang sudah lama banget tidak pulang ke Indonesia jadi pengobat kangen. Ada juga yang suami atau istrinya orang Indonesia. Jadi dia bisa berbahasa Indonesia. Ada lagi di beberapa kota di Australia para mahasiswa yang mengambil jurusan bahasa Indonesia. Mereka ini memang sempat deley beberapa detik, baru tertawa. Tapi buat saya hal seperti itu tidak masalah. Wajar, karena bahasa Indonesia bukan bahasa ibu buat mereka.

Ada perbedaan antara penonton di Indonesia dengan di luar negeri?

Ternyata selera orang Indonesia baik di dalam maupun di luar negeri sama saja.  Soalnya, materi yang saya bawakan bersifat universal. Saya memang mengangkat fenomena yang ada di Indonesia untuk dijadikan bahan dasar lawakan. Dan itu ternyata mengena, karena mereka merasakan hal yang sama.

Apa suka-duka melakukan world tour ini?

Suka dan dukanya banyak banget. Mulai dari ditolak sponsor, mengurus visa Amerika yang hampir gagal, sampai saya ditahan oleh pihak keamanan bandara. Tapi semua itu menyenangkan dan akan menjadi pengalaman yang berharga buat saya.

Ada rencana untuk tour selanjutnya?

Ini bukan terakhir kalinya saya Tur Dunia. Sekarang saya tahu bahwa mimpi ini bukanlah mustahil. Mulai hari ini, inilah standar minimalnya. Mulai saat ini, kalau Pandji tur Stand-Up Comedy, negara negara lain akan jadi tujuannya. From this day on, this is how we roll. Kalau sekarang penontonnya sebagian besar orang Indonesia, ke depan bisa jadi target saya orang yang berbahasa asing. Tapi itu target jangka panjang.

3 dari 3 halaman

Mentoring Junior

Pandji Pragiwaksono berharap para peserta Stand Up Comedy Academy untuk menyiapkan diri sebaik mungkin sebelum tampil. (Fotografer: Andy Masela, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Minggu pagi itu adalah jadwal Pandji memberikan pelatihan bagi para peserta Stand Up Comedy Academy. Proses pelatihan ini terhenti sejenak saat tengah hari. Sementara para comic anyar yang jumlahnya 24 orang beristirahat, ia melakoni sesi pemotretan dan berbincang-bincang dengan Bintang.com. Pandji berharap banyak pada acara kompetisi seperti ini.

Seperti apa Anda melihat tayangan Stand Up Comedy di Indosiar yang akan tayang mulai Senin, 5 Oktober 2015?

Tayang di Indosiar artinya penonton acara ini akan lebih banyak dari sebelumnya. Soalnya basic penonton Indosiar jauh lebih banyak dan beragam. Kenyataan ini adalah peluang dan tantangan bagi para comic. Artinya mereka harus benar-benar menyiapkan diri agar lebih matang sebelum tampil.

Baca juga: Raditya Dika: Stand Up Comedy Academy Indosiar Beda

Apa yang Anda sarankan untuk para comic?

Saya menekankan kepada mereka untuk menyiapkan karier sebagai Stand Up Comedian, jadi bukan hanya untuk evenini saja. Dengan menyiapkan diri untu terjun sebagai komedian sejak awal, ajang SUCA ini cuma target jangka pendek. Jadi oriantasinya tidak hanya untuk tampil di sini. Namun saya menekankan kepada mereka untuk membuat penonton di studio yang menyaksikan acara ini tertawa. Kalau penonton di studio sudah tertawa mudah-mudahan penonton di rumah juga tertawa.

 

Apa bedanya  dengan tayangan sejenis sebelumnya?

Sekali lagi para comic harus sadar kalau yang akan menonton mereka banyak sekali dan berasal dari segmen penoton yang  lebar. Karena televisinya Indosiar. Kemudian tayangan ini akan hadir setiap hari kecuali week end

Ngomong-ngomong melawak itu susah atau tidak susah?

Bagi para pemulaa, melawak itu bukan pekerjaan yang mudah. Bagi yang sudah biasa taampil yang harus dilatih berikutnya adalah konsistensi.

Apa lagi resep yang Anda berikan untuk para peserta?

Harus lebih sering latihan dan mempersiapkan  diri. Setiap ada kesempatan tampil harus benar-benar dimanfaatkan. Dengan sering berlatih akan terasa  manfaatnya. Setiap ada materi diujicoba dulu di kalangan terbatas.

Materi lawakan apa bisa diambil dari sekitar kita?

Justru materi yang bagus itu yang dekat dengan penonton. Persoalan masyarakat umum bagus sekali dijadikan sebagai materi. Kalau publik memahami persoalan yang kita angkat akan lebih mudah membuat mereka tertawa.

 

Seperti apa Anda menilai slapstick dalam dunia komedi?

Slapstick kalau pas momentum dan timingnya bagus. Memainkan lawakan slapstick juga bukan perkara mudah. Perlu latihan melatih kepekaan sehingga bisa tampil bagus. Seorang Sule butuh waktu lama untuk bisa seperti sekarang ini.

Pandji Praiwaksono tidak henti menularkan ilmunya kepad para comic junior. Ia berharap banyak pada mereka untuk bisa melanjutkan perjuangannya memasyarakatkan Stand Up Comedy. Kini ia terlibat dalam sebuah program acara televisi bertajuk Stand Up Comedy Academy di Indosiar. Lewat program ini ia berharap bisa 'melahirkan' para comic baru yang akan meramaikan dunia Stand Up Comedy.