Serangan Udara Rusia Bantu Presiden Suriah Pertahankan Kekuasaan

Ardini Maharani diperbarui 30 Sep 2015, 23:10 WIB

Fimela.com, Jakarta Presiden Rusia Vladimir Putin mulai mengirimkan angkatan udaranya untuk menyerang lawan-lawan sekutu abadinya, Presiden Suriah Bashar al-Assad. Serangan udara tersebut mulai menghantam beberapa wilayah yang menjadi markas pejuang pembebasan Suriah seperti Provinsi Homs dan Hama. Akibatnya tempat-tempat ini luluh lantak dihantam roket angkatan udara Putin, seperti dilansir dari bbc.co.uk, Rabu (30/9).

Amerika Serikat mendapat laporan sejam sebelum serangan itu dilancarkan. Pertahanan Rusia menegaskan angkatan udara mereka mengincar para anggota Negara Islam untuk Irak dan Syam (ISIS) namun seorang petinggi intelijen AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan militer Putin tidak menyerang wilayah-wilayah yang diduduki ISIS.

Perang sipil Suriah sudah berlangsung selama 4 tahun. Awalnya dari penuntutan mundur terhadap Assad hingga akhirnya perang saudara. Semakin hari kondisi ini semakin buruk. Amerika dan sekutunya sudah menuntut Assad mundur dari jabatannya namun Rusia mendukung presiden Suriah ini.

Dukungan mati-matian Rusia termasuk hari ini melakukan serangan udara dan ada lima kota yang bakal dihancurkan yakni Zafaraneh, Rastan, Talbiseh, Makarmia, dan Ghanto. Pegiat kemanusiaan mengatakan, tak ada satu pun dari wilayah ini dikuasai ISIS.

Putin menegaskan tidak akan melakukan serangan darat yang akan membatasi ruang gerak militer Assad. "Kami tidak terjun sepenuhnya pada konflik. Kami hanya membantu angkatan bersenjata Suriah dan legitimasi pemerintah untuk melawan teroris," ujar Vladimir Putin.

Sejauh ini perang saudara Suriah sudah menewaskan 250 ribu orang dan 11 juta mengungsi ke wilayah lain bahkan hingga Eropa. Assad didukung oleh Iran, Rusia, dan Hizbullah untuk mempertahankan kekuasaannya.

Baca juga: 5 Hukuman Kocak Bagi Tentara Rusia yang Melakukan Pelanggaran

Tag Terkait