Wajib Tahu, Ini 10 Pahlawan Revolusi Korban Kekejaman G30S/PKI

Ardini Maharani diperbarui 30 Sep 2015, 17:10 WIB

Fimela.com, Jakarta Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau G30S/PKI 1965 merupakan sejarah kelam bangsa Indonesia yang tak mudah dilupakan dari benak kita semua. Saat itu terjadi pemberontakan PKI dengan menculik beberapa petinggi TNI Angkatan Darat di zamannya. Mereka lalu dibantai secara keji di sebuah tempat yang kini dikenal dengan nama Monumen Lubang Buaya. Gugurnya mereka menjadi tombak perlawanan bangsa ini pada kekejaman PKI. Mereka mendapat gelar Pahlawan Revolusi. Mungkin di antara kamu masih ada yang belum mengenal para Pahlawan Revolusi ini. Yuk kenalan dengan mereka sekaligus menambah pengetahuan kamu. Let's go.

1. Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani. Lahir pada 19 Juni 1922 di Purworejo merupakan komandan TNI AD. Pembunuhan atas dia dilakukan sebab sang jenderal menentang keras keberadaan faham komunis. Ahmad Yani diculik dari kediamannya dan dibantai di Lubang Buaya.

2. Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Pandjaitan. Lahir di Balige, Sumatera Utara. Dia salah satu otak di balik lahirnya TNI. Bersama dengan pemuda lain dia membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) cikal bakal TNI. Kematiannya mengenaskan. Sekelompok anggota PKI menyergap ke rumahnya dan membunuh para pelayan serta ajudan. Merasa tahu ajalnya tiba, DI Pandjaitan menemui penyergap itu dengan seragam militer lengkap. Segera dia diberondong peluru dan mayatnya dibawa ke Lubang Buaya.

3. Brigadir Jenderal TNI Anumerta Katamso Darmokusumo. Dia lahir di Sragen, 5 Februari 1923. Berbeda dengan dua pahlawan revolusi sebelumnya yang mayatnya dibawa ke Lubang Buaya, Brigjen Katamso saat itu bertugas di Yogyakarta. Dia diculik lalu tubuhnya dipukuli dengan mortar motor, baru dimasukkan ke dalam lubang yang telah disiapkan. Peristiwa ini terjadi di daerah Kentungan. Jenazahnya baru ditemukan beberapa hari kemudian tepatnya 21 Oktober 1965.

4. Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono (MT Haryono) lahir di Surabaya pada 20 Januari 1924. Letjen yang paham 3 bahasa asing ini juga diculik dari rumahnya dan dibantai di Lubang Buaya.

5. Letnan Jenderal TNU Anumerta Suprapto lahir di Purwokerto pada 20 Juni 1920. Dia juga diculik dari rumahnya dan dibantai di Lubang Buaya. Sebelum akhirnya tewas di tangan PKI, dia pernah meredam beberapa pemberontakan PKI di berbagai wilayah seperti Semarang dan Medan.

6. Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman (S. Parman) lahir di Wonosobo, 4 Agustus 1918. Dia merupakan perwira intelijen yang sebenarnya dekat dengan PKI serta mengetahui kegiatan rahasia mereka. Saat ditawari bergabung dengan faham komunis itu, S. Parman menolak. Karena itulah dia masuk daftar target pembunuhan PKI lantaran mengetahui banyak hal. S. Parman dibantai di Lubang Buaya. Otak pembantaiannya yakni kakaknya sendiri Ir. Sakirman yang merupakan petinggi PKI saat itu.

7. Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo lahir di Kebumen, 23 Agustus 1922. Dia juga diculik di rumahnya dan dibantai di Lubang Buaya. Para penculik mengatakan Mayjen Sutoyo dipanggil oleh Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno, tapi ternyata itu bohong.

8. Kolonel Infanteri Anumerta R Sugiyono Mangunwiyoto lahir di Gunung Kidul, Yogyakarta, 12 Agustus 1926. Dia bersama Brigjen Katamso menjadi korban penculikan PKI di Yogyakarta. Keduanya dikuburkan dalam lubang yang sama dan mayatnya baru ditemukan setelah 20 hari kemudian.

9. Ajun Inspektur Polisi Dua Anumerta Karel Satsuit Tubun (KS Tubun) merupakan satu-satunya perwira selain TNI yang menjadi korban keganasan PKI. Dia lahir di Maluku Tenggara pada 14 Oktober 1928. Saat peristiwa berlangsung dia merupakan ajudan dari Johanes Leimena. Salah satu menteri di kabinet Soekarno. Nah, pak Leimena ternyata tetangga samping rumah Jenderal Abdul Haris Nasution (A.H Nasution) yang jadi incaran PKI. Saat itu gerombolan PKI mengepung rumah pak Nasution dan didengar oleh KS Tubun. Dia langsung melepas tembakan namun sayang jumlah anggota PKI terlalu banyak, jadilah KS Tubun tewas di tangan mereka namun tidak sampai dibawa ke Lubang Buaya.

10.Kapten Anumerta Pierre Tendean merupakan satu-satunya pahlawan revolusi yang tidak punya pangkat jenderal namun keberaniannya sungguh luar biasa. Dia ajudan Jenderal A.H Nasution. Berkat keberaniannya dia berhasil meloloskan atasannya dan mengaku menjadi Nasution. Tendean dibunuh dan dibantai di Lubang Buaya.

Itu tadi para TNI serta anggota polisi Pahlawan Revolusi yang telah menjadi korban G30S/PKI. Semoga nyawa mereka untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak sia-sia. Berdoa sama-sama yuk, untuk mengenang keberanian mereka. Mengheningkan cipta dimulai.

Baca juga: Militer Internasional Bungkam Saat Menghadapi TNI

What's On Fimela