Fimela.com, Jakarta Perkembangan musik di Indonesia berjalan cukup dinamis. Semua ada masanya sendiri-sendiri, termasuk era boyband yang sempat ngetren lagi memasuki abad ke-21. Boyband Indonesia ingin menyaingi K-Pop yang telah menjamur dengan cepat.
Pada 2010 SM*SH hadir sebagai pelopor bangkitnya boyband versi modern. Melihat suksesnya Bisma dkk, tak sedikit yang mengikuti jejak SM*SH untuk mempopulerkan boyband dan girlband yang kemudian menjadi tren.
Namun entah mengapa eksistensi mereka tak mampu bertahan lama. Satu per satu boy/girlband tumbang dari persaingan di industri musik. Kira-kira apa penyebabnya? Mungkin 6 hal ini bisa menjawab rasa penasaranmu.
1. Orisinalitas boyband Indonesia Vs K-Pop. Sebelum Indonesia demam boyband dan girlband, K-Pop lebih dulu dihuni para bintang-bintang berbakat dalam satu grup. Banyak yang terinfluence K-Pop dari style dan musiknya, tapi jika disandingkan beda kualitasnya cukup mencolok.
2. Boyband identik dengan 'perempuan'. Bukan hal mengagetkan jika boyband diidolakan kaum Hawa. Karenanya jika ada laki-laki yang ngefans boyband bakal dipandang aneh oleh masyarakat kita.
3. Jadinya instan, hilangnya instan pula. Memang tak semua boy/girlband di Indonesia muncul secara instan, ada juga yang benar-benar serius dengan konsep yang matang. Jika mengalihkan pandangan ke Korea, akademi dan latihan keras agensi K-Pop merupakan hal yang mendasar dalam membentuk artis. Ini yang sampai kini masih belum mampu diikuti Indonesia.
4. Strategi promosi yang berbeda. Tingginya minat masyarakat terhadap K-Pop mampu diimbangi dengan strategi promosi yang bagus. Mulai dari promo single, jadwal konser hingga meet and greet, semua tertata dengan rapi. Hal ini rupanya agak susah diterapkan di Indonesia. Fans diberi 'bongkahan' besar sekaligus ketimbang membuat mereka penasaran.
5. Musikalitas bukan prioritas. Kebanyakan boyband tanah air masih dipandang bermodal tampang, sehingga musikalitas bukanlah prioritas. Ada benarnya juga, tapi sekali lagi memang tak semua pelaku boyband seperti itu. Ada juga kok beberapa nama yang menulis lagu sendiri dan total dalam konsep grup mereka.
6. Konsistensi jadi problema. Memang tak mudah untuk bertahan di industri musik Indonesia yang dinamis. Karena itu dibutuhkan konsistensi dan karakter kuat bagi boyband jika ingin meraih sukses. Tak sedikit kan boyband tanah air yang ngehits karena satu lagu dan kemudian menghilang? Yap, konsistensi memang penting ternyata.
Nah, itu tadi beberapa alasan kenapa boyband Indonesia masih belum mampu menyaingi dominasi K-Pop. Saat ini era boyband memang sedang meredup, tapi bukan tak mungkin suatu saat nanti euforia boyband kembali melanda Indonesia.