5 Hal yang Mungkin Belum Kamu Ketahui tentang Beasiswa Dikti

Karla Farhana diperbarui 22 Sep 2015, 10:40 WIB

Fimela.com, Jakarta Kamu pasti pernah mendengar kalau Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) mengeluarkan beasiswa baik beasiswa luar maupun dalam negeri. Banyak orang-orang yang mengantri dan mendaftar beramai-ramai untuk mendapatkan beasiswa ini. Tapi, jangan sampai kamu hanya ikut-ikutan teman untuk mendaftar. Karena beasiswa ini punya beberapa kriteria yang harus kamu ketahui sebelumnya. 

Pastikan kamu siap menjadi dosen setelah lulus nanti. Jadi, ada tiga beasiswa yang dikeluarkan Dikti ini. Pertama, Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPP-DN), Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Luar Negeri (BPP-LN), dan Beasiswa Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional (PKPI). BPP-DN ini diperuntukkan bagi dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Kemendikbud. BPP-LN juga sama tersedia bagi dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Kemendikbud. 

Jadi, pastikan kamu adalah dosen atau tenaga kependidikan. Kalau kamu memilih BPP-LN, kamu juga harus siap untuk kembali ke tanah air untuk menjadi tenaga pengajar. Jadi, jangan sampai kamu enggak tahu informasi ini dan langsung mendaftarkan diri. 

Persyaratan BPP-DN. Kamu harus menjadi dosen perguruan tinggi yang ada di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). kalau kamu adalah dosen perguruan tinggi di lingkungan Departemen Agama juga bisa ikut mendaftar dan memilih program studi non-agama. Tapi jumlah 'kursi' yang disediakan terbatas. Jadi kamu harus cepat-cepat mendaftar ketika pendaftaran sudah dibuka. 

Buat kamu yang bukan dosen juga sebenarnya bisa. Tapi kamu harus bersedia menjadi dosen ketika kamu lulus nanti. Dan ada beberapa syarat yang harus kamu penuhi. Yaitu bukan CPNS/ PNS dan tidak memiliki sertifikat pendidik, bersedia menjadi dosen, lulusan S1 dengan IPK minimal 3,00 atau S2 dengan IPK minimal 3,25, skor TOEFL minimal 500, bersedia menjalin ikatan kerja dengan PTP atau PTM, dan Bersedia menjalani ikatan kerja selama satu kali masa studi normal plus satu tahun. 

Kamu enggak harus ikut les TOEFL. Kebanyakan, kendala orang-orang untuk mendapatkan beasiswa Dikti ini mentok di skor TOEFL. Mereka berpikir untuk mendapatkan skor TOEFL 500 harus mengeluarkan uang lagi buat les. Padahal, kamu sebenarnya bisa saja mendapatkan skor 500 hanya dengan belajar di rumah. Tapi kamu harus beli buku soal latihannya dan mengerjakan dengan sungguh-sungguh setiap hari. 

Meskipun sulit medapatkannya, tapi bukan berarti enggak mungkin. Beasiswa Dikti ini memang banyak peminantnya. Tapi jangan menyerah sebelum berperang. sekali gagal, masih ada tahun depan. Jangan sampai menyerah untuk menggapai cita-cita mendidik anak bangsa di kemudian hari.

Dengan kelima tips di atas, semoga saja bisa mencerahkan pandanganmu tentang beasiswa Dikti ini. Sehingga enggak ada lagi orang yang sudah mendaftar beasiswa dan enggak tahu kalau harus bersedia menjadi dosen setelah lulus. Soalnya, banyak banget orang yang enggak tahu tentang hal ini. Buat kamu yang sedang berjuang mendapatkan beasiswa Dikti, semoga usahamu berhasil, ya! 

Baca juga : 5 Cara Mendapatkan Beasiswa Luar Negeri dengan Skor TOEFL Rendah