Fimela.com, Jakarta Ari Tri Sosianto atau lebih dikenal sebagai Ari Padi mendapat pelajaran yang amat berharga saat ia ‘dijemput’ aparat kepolisian pada 19 Januari 2015 silam. Dari sanalah perubahan dimulai pada dirinya. Setelah melalui proses penyidikan pihak kepolisian dan dilanjutkan dengan persidangan, gitaris group band Padi ini diputuskan menjalani rehabilitasi di sebuah panti rehab di Jakarta. Ari bicara blak-blakan soal narkoba dan proses rehabilitasi yang dijalaninya.
***
Pria yang terlahir di Bogor pada 11 September 1974 ini banyak mendapat pelajaran dari proses rehabilitasi yang dilakoninya. Ia amat bersyukur akhirnya bisa terselamatkan dari ‘lembah narkoba’ dan kemudian melakoni sejumlah program pemulihan di panti rehabilitasi. Ari tak bisa membayangkan jika sampai saat ini tidak ditangkap oleh aparat kepolisian. “Saya bersyukur karena sudah diselamatkan aparat kepolisian. Kalau tidak enggak tahu seperti apa saya selanjutnya. Mungkin masih terperangkap dalam jerat narkoba,” ujar gitaris Band Padi ini.
Kini ia sudah menjalani proses rehabilitasi. Apa yang dialami di dalam panti rehab coba ia bagikan kepada siapa saja yang membutuhkan. Tujuannya tak muluk-muluk, ia ingin orang bisa menarik pelajaran dan tidak akan mencoba narkoba. Karena bukan kebahagiaan yang didapat dengan bergantung pada narkoba. Namun sebaliknya. Inilah yang dirasakan Ari selama terjerembab dalam ‘lembah narkoba’.
Baca juga: Eza Gionino, Vitalia Sesha, dan Vonis Kasus Narkoba Artis
Ia tak akan melupakan momen penjemputan dirinya oleh aparat Kepolisian dari Polres Jakarta Selatan pada 19 Januari 2015 dini hari. “Sudah setahun saya tinggal menyendiri dan dalam pengaruh narkoba, topo selama setahun sebelum diciduk itu. Selama itu saya seperti hidup di duniaku sendiri. Saat itu mereka menggerebek saya di dalam studio pada pukul 4 dini hari. Tak ada perlawanan dari saya, dan dini hari itu juga saya dibawa ke Markas Polres Jakarta Selatan,” ungkapnya.
Di kantor polisi ia bicara empat mata dengan Kasat Narkoba Polres Jaksel AKBP Hando Wibowo. “Saya bicara dari hati ke hati dengan dia dan akhirnya saya dikirim ke panti rehabilitasi milik swasta, namanya Natura di bilangan Lebak Bulus. Di sana saya bertemu dengan Faris RM. Setelah menjalani persidangan saya divonis harus masuk panti rehabilitasi RSKO Jakarta,” tambahnya.
Baca juga: Kasus Narkoba, Eza Gionino Dihukum Empat Bulan Rehabilitasi
Kini ia sudah kembali setelah digodok sekian lama di panti rehabilitasi. Pengalaman yang dijumpai selama rehab ia coba sebarkan kepada semua orang. Tujuannya satu agar orang lain tak terjerumus pada narkoba. Dan mereka yang sudah kadung terjerat bisa menyadari kesalahannya. “Tidak ada kata terlambat untuk berubah,” katanya.
Seperti apa pengalamannya selama di panti rehabilitasi, dan apa rencana selanjutnya dalam dunia musik baik bersama Padi maupun sebagai pribadi? Ia bercerita panjang kepada Edy Suherli dan Galih W. Satria dari Bintang.com yang menemuinya di kediamannya di bilangan Cinere, Jakarta Selatan, pada akhir Agustus 2015. Inilah petikan selengkapnya.
Diselamatkan Aparat Kepolisian
Tak ada yang harus disesali dari semua yang sudah terjadi. Malah Ari bersyukur ia ditangkap aparat kepolisian. Dalam bahasa Ari, saat itu ia diselamatkan oleh aparat kepolisian. Soalnya tak jelas apa yang akan terjadi selanjutnya kalau ia tak ditangkap. Mungkin sampai saat ini masih terjerembab di ‘lembah narkoba’.
Berapa lama Anda menjalani program rehabilitasi?
Saya menjalani rehabilitasi selama dua bulan di Panti Natura. Suasananya lebih humanis dan santai. Di saat yang sama proses hukum berjalan terus. Dan perkara saya dinyatakan P21 alias lengkap. Setelah disidangkan manjelis hakim memvonis saya harus menjalani rehabilitasi. Pihak majelis hakim memerintahkan saya dirawat di panti rehab milik pemerintah; RSKO (Rumah Sakit Ketergatungan Obat) Cibubur. Di RSKO saya menjalani rehabilitasi selama empat bula. Kalau ditambah dengan di Natura, jadi yang saya jalani selama enam bulan. Tanggal 19 Juli 2015 dinyatakan selesai proses rehabilitasi saya.
Seperti apa Anda melewati masa sulit di panti rehabilitasi?
Banyak ilmu yang saya dapatkan selama di panti rehabilitasi. Kita di panti itu kita diajari untuk jujur dengan diri sendiri dan jujur dengan teman. Kita mengeksplorasi diri kita ini dengan bantuan psikolog, spikiater, dan para conselor serta teman-teman sesama pecandu yang juga direhab. Kita bercermin dari teman-teman kita, saling memberi tahu satu sama lain.
Baca juga: Mantan Kekasih Kasus Korupsi Fathanah, Vitalia Shesya Ditangkap
Di panti rehabilitasi itu, drug itu distop total atau bertahap?
Tergantung kondisi masing-masing pecandu. Yang namanya kecanduan drug itu bisa berdampak pada pisik dan psikis. Ada yang kena salah satunya dan ada juga yang terkena dua-duanya. Saya bersyukur yang terpengaruh baru sebatas fisik saja.
Apakah direhab itu seperti dipenjara?
Beda banget, kalau di LP yang saya tahu, uang itu amat berpengaruh. Kalau yang punya uang bisa dapat tempat bagus. Jadi cuma pindah tidur saja di sana. Kalau di panti sema sama antara orang yang punya uang dan yang tak punya uang. Konsepnya itu rumah sakit, jadi benar-benar diasingkan dari dunia luar untuk dipulihkan. Kita digabungkan dengan teman-teman yang punya masalah serupa. Perasaan kita digodog di panti rehab. Mental kita dibikin drop, kita dibuat lonely (kesepian). Tujuanya agar kita menyadari apa yang sudah dilakukan selama ini tidak benar.
Selama empat bulan itu selesai artinya Anda lulus ya?
Syukur alhamdulillah saya bisa melewati masa empat plus dua bulan itu dengan selamat dan diperbolehkan kembali ke masyarakat. Awalnya berat sekali menjalankan program di sana. Namun akhirnya selesai juga.
Programnya apa saja?
Kalau ingat saya tertawa. Ada satu program yang dilakukan sekali dalam seminggu. Dalam program itu kita harus marah sama teman kita meski tidak ada salah apa-apa dengan dia. Marah membentak sekuat-kuatnya boleh, asal tidak fisik. Yang dimarahi harus menerima dan tidak boleh membantah. Melampiaskan kemarahan, yang satunya kena sasaran kemarahan. Ternyata setelah dilakoni tujuannya untuk adaptasi dan care sama orang.
Baca juga: Rio Reifan: Saya Ingin Sembuh!
Ada yang bilang untuk benar-benar terbebas dar narkoba harus pergi atau tidak bergabung dengan teman-teman atau komunitas yang dulu menjerumuskan kita, seperti apa yang diajarkan di panti?
Itu benar kita harus menghidari teman, tempat, benda dan segala hal yang bisa membangkitkan pada kenangan masa lalu yang membuat kita terjerumus.
Mungkin itu yang terjadi pada beberapa orang public figur yang tertangkap lagi setelah bebas dari penjara karena narkoba?
Ya seperti itulah kondisinya. Kalau tidak memutus mata rantai dengan teman, dan lingkungan yang membuat kita terjerumus tempo hari, ada kemungkinan akan kembali lagi.
Anda sudah selesai rehab seperti apa caranya agar tak kembali lagi ke kesalahan yang sama?
Di panti rehabilitasi itu ada satu slogan just for to day, hanya untuk hari ini. Seorang pecandu tidak akan hilang. Tidak ada mantan pecandu. Yang ada pecandu yang pulih. Itu yang ditekankan di panti. Kita tidak muluk-muluk menghadapi drug, seperti menyebutnya barang haram. Kalau ada pertemuan di panti saat mengenalkan diri dikatakan “Halo saya Ari, saya pecandu.” Yang sudah belasan tahun pulih pun begitu. Supaya menjadi pengingat kalau dulu pernah jadi pecandu. Konsepnya bagaimana kita satu hari bisa melewatinya tanpa drug. Dari sehari menjadi seminggu, lalu sebulan, setahun dan selamanya.
Seperti Terlahir Kembali
Usai melakoni rehabilitasi, Ari Tri Sosianto seperti terlahir kembali. Ia mengaku kembali menapaki kariernya dari awal lagi. Kalau diibaratkan bayi saya mulai belajar berjalan lagi. Ari kembali membuka lembaran baru dalam kariernya. Dilihatnya gitar-gitar yang selama ini menjadi temannya dalam berkarya. Dibukanya kembali studio kecil di lantai dua kediamannya yang asri di bilangan Cinere yang dulu sempat menjadi tempatnya ‘bertapa’. Kini ia berharap akan muncul karya baru setelah terlahir kembali.
Setelah mengalami rehabilitasi Anda sudah siap untuk berkarya lagi?
Pastinya saya sudah siap, soalnya sudah lama juga saya vakum. Saya mau makan apa kalau tidak berkarya lagi sebagai musisi. Selama ini saya bisa hidup dan mengihidupi keluarga dari profesi ini.
Bagaimana melihat masa lalu?
Saya tidak akan mengingkari apa yang sudah terjadi. Bahan kejadian itu menjadi perjalanan hidup yang bisa dijadikan cermin. Katakanlah saat itu saya sedang mengalami pencarian jati diri. Setelah saya menemukan jati diri ya selesai. Masak saya harus terjerembab di lubang yang sama untuk kedua kalinya. Kalau ada yang terjerembab di lubang yang sama untuk kedua atau ketiga kalinya artinya proses pencarian jati dirinya belum tuntas.
Baca juga : Kabarkan Kondisi Tessy Parah, Gogon Tak Pernah Jenguk
Kalau Anda sudah bertemu ya?
Saya berasa sudah menemukan jati diri. Ke depan tinggal menjaga agar tidak kembali lagi.
Selama di panti rehabilitasi apa tidak bisa bermusik sama sekali?
Di RSKO, kita difasilitasi untuk berkarya, ada alat musik, studio dan perlengkapan pendukung lainnya. Tidak ada masalah dengan hal itu. Cuma karena saya fokus pada pendalaman ilmu di panti rehab jadi saya tidak sempat menelurkan karya. Justru saat di panti Natura yang bisa membuat lagu. Saya bisa bikin lima sampai enam lagu.
Lalu apa yang akan Anda lakukan baik sebagai pribadi maupun bersama teman-teman Padi?
Sebagai pribadi saya sedang menata diri setelah kemarin sempat jatuh ke titik nadhir. Terus terang usai menjalani rehabilitasi saya merasa seperti terlahir kembali. Seperti anak kecil saya mulai belajar berjalan lagi. Kini melakoni hari-hari baru yang fresh. Setelah ini saya akan sharing kepada siapa saja yang mau mendengarkan soal pengalamansaya di rehab. Rehab itu bagus sekali, dibandingkan dengan kalau harus ditahan di tahanan yang masih seperti sekarang ini konsepnya. Di mana uang bisa berbicara dan menentukan berbagai hal selama di tahanan.
Bagaimana program dengan teman-teman Padi?
Kami berangkat dari daerah menuju Jakarta untuk meraih mimpi yang sama. Untuk berkarya di dunia musik tanah air. Popularitas dan materi sudah kami raih. Namun hal itu ternyata membuat kami berubah. Akhirnya Padi dinyatakan vakum, bubar tidak. Lima tahun yang lalu kami sepakat untuk vakum dan sampai saat ini status itu belum berubah. Selama lima tahun terakhir setelah vakum kami dikasih hidayah oleh Yang Maha Kuasa. Sebelum saya Yoyo, lalu personil lain juga mengalami problem masing-masing. Akhir 2015 lalu sebenarnya kami sudah bertemu dan sepakat untuk mulai lagi di tahun 2015. Semoga semua ini lekas terwujud. Kami bisa mengobati kerinduan Sobat Padi. Namun apa boleh buat rencana itu buyar setelah saya ‘dijemput’ polisi. Semoga dalam waktu dekat ini kami bisa berkumpul kembali.
Apa arti Musikimia bagi Personel Padi?
Ya itu selingan saja sementara Padi tidak aktif.
Jadi sekarang sedang merintis untuk kembali lagi?
Kami sedang berusaha untuk kembali menapaki karier kami yang dulu sempat bagus dan kemudian vakum.
Permintaan Sobat Padi seperti apa?
Kalau mereka selelu mengharapkan kami untuk kembali lagi seperti dulu, berkarya kembali. Banyak sekali Sobat yang tidak berpaling pada kami. Itu perlu diapresiasi. Ternyata mereka setia sekali sama Padi. Mereka masih bikin kegiatan seperti jambore dan kumpul-kumpul. Semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama kami bisa kembali lagi. Tolong doakan ya.
Selalu ada asa untuk hari esok. Keyakinan itu yang terus dipegang oleh Ari. Bahkan selama dalam masa rehabilitasi dia sudah melahirkan lima lagu. Lagu ini akan dia proses dan direkam. Kini Ari tengah menyempurnakan karyanya ini dan selanjutnya akan mencari siapa yang pas untuk membawakan karyanya itu. Ari tidak muluk-muluk dalam meniti kehidupan setelah ia terjerembab dalam lembah narkoba. Ia ingin bangkit dan berkarya kembali. Ia ingin hidupnya lebih berarti baik bagi keluarga dan orang terdekat mau pun bagi masyarakat.