Cahaya dari Timur: Beta Maluku ditonton oleh siswa dari 7 sekolah di Australia Barat yang mengajarkan bahasa Indonesia, Setelah menonton para siswa langsung memperaktekan bahasa ‘Beta’ yang berarti ‘I’. (Galih W.Satria/Bintang.com)
Pada saat pembukaan acara Perth Festival Film Indonesia, Jajang C. Noer, artis senior yang membintangi film Cahaya dari Timur: Beta Maluku. (Galih W.Satria/Bintang.com)
Jajang C. Noer mengucapkan terimakasih kepada Balai Bahasa Indonesia Perth dan KJRI Perth yang telah membantu dalam penyelenggaraan acara Perth Festival Film Indonesia.
Menurut Jajang, acara ini sangat penting untuk diadakan agar bangsa Australia bisa mengenal Indonesia secara langsung, tidak hanya dari media. J. (Galih W.Satria/Bintang.com)
Mr. David T. Hill seorang profesor Asia Tengara Studi di Murdoch University pun ikut hadir dalam pemutaran film Di Balik ’98, ia mengatakan bahwa penyelenggara Perth Festival Film Indonesia adah ide yang sangat bagus. (Galih W.Satria/Bintang.com)
Dengan adanya acara Perth FFI ini, penggemar film Indonesia di Australia mepunyai kesempatan untuk menonton film-filmIndonesia. (Galih W.Satria/Bintang.com)
Film-film Indonesia yang diputar pada acara PIFF terdapat teks Bahasa Inggris sehingga memudahkan masyarakat Australia untuk mengerti cerita yang terjadi dalam film tersebut. (Galih W.Satria/Bintang.com)