Fimela.com, Jakarta Menjadi sutradara pada film pertama, Indra Birowo mengangkat sebuah genre dark romantic. Genre film ini memang masih belum banyak diangkat di Indonesia. Ia mengaku tak mau mengambil inspirasi dari film-film Hollywood yang beredar di bioskop.
Indra mengatakan sangat menyukai jenis film yang menguak sisi hitam dari para pemainnya. Ia menyebut film-film tersebut sebagai jenis film yang nyeleneh atau sakit.
"Gue emang suka nonton film. Carinya yang begitu ya. Kayaknya kalau nonton film Hollywood udah standar. Dulu waktu aku mulai memperhatikan film, itu aku banyak nonton film-film yang 'sakit'. Film nyeleneh jadi suka," kata Indra Birowo di FX Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (31/8).
Mantan punggawa program Extravaganza ini memang menyukai jenis film yang sedikit anti mainstream. Ia pun menyangkal jika genre berbeda dari kebanyakan tema cinta yang diangkat merupakan salah satu egonya saja.
Film Lily Bunga Terakhirku jadi Debut Sutradara Indra Birowo
"Bukannya terus merasa pengin bikin film berbeda. Dari dulu suka genre-genre gini. Water Drops on Burning Rocks. Itukan film sakit. Cuman aku suka banget. Pada saat itu aku nongkrong sama orang yang sukanya sama. Enggak tahu kenapa ada di dalam hati," ujarnya.
Ditambahkan, film-film yang mengangkat tentang tema psikologi ini seperti halnya hidangan bakso yang bumbu-bumbunya lengkap. Sehingga orang yang menyantapnya pun akan mendapatkan paket yang pas. "Makan bakso, kurang bumbu, ga enak. Meski dalam film jenis ini ada yang bagaimananya. Gak tahu (alasannya), gue suka aja," tandas Indra Birowo.