Wae Rebo, Menemukan Ketenangan di Pedalaman Indonesia

Asnida Riani diperbarui 27 Agu 2015, 18:10 WIB

Fimela.com, Jakarta Mendengar Flores, seketika kamu akan membayangkan indahnya warna gradasi air laut, daratan sewarna savana yang terlihat di kejauhan, serta sejuknya angin laut yang menerpa wajah. Namun, sudah tiba saatnya untuk sejenak meninggalkan pesisir untuk menjelajah pedalaman Indonesia timur.

Berkendara selama tujuh sampai delapan jam dari Labuan Bajo untuk menuju Wae Rebo, satu tempat paling tepat untuk memberi perspektif baru akan Flores. Tak akan bosan, selama road trip kamu akan ditemani pemandangan yang sanggup menimbulkan decak kagum.

Birunya langit, sengatan matahari yang begitu hangat, hamparan sawah menguning, serta gagahnya gunung yang 'memeluk' jalur berkendaramu. Pemandanganya kian berubah, dari savana, perkotaan, kabut, hingga jalan pesisir laut.

Turun dari mobil, perjalanan bertumpu langkah pun siap dilakoni. Mengikuti satu ritme yang konstan. Tak melulu lambat, ataupun cepat. Go with the flow. Mendengarkan alam, mengikuti harmoninya. 'Melukis' langkah di jalan setapak. Sesekali, kamu akan bertemu penduduk lokal yang naik-turun gunung membawa berbagai komoditi.

Sudah berjalan selama empat jam, eksotisme Wae Rebo akan membuat semua lelah sirna dalam hitungan detik. Disambut oleh upacara penerimaan yang akan membuat suasana makin hanget. Ditambah, kamu akan dapat panggilan baru dengan menggunakan bahasa lokal.

Bangunan berjumlah tujuh buah yang mendominasi panorama Wae Rebo disebut rumah niang. Berteman kabut dan ketenangan gunung, Wae Rebo adalah 'harta karun' di pedalaman Indonesia timur.

 

Baca Juga: Mendengarkan 'Suara' Belantara Indonesia di Tanjung Puting

What's On Fimela