Fimela.com, Jakarta 9.288 kilometer. Angka itu lah yang berada di dalam pikiran saat memasuki stasiun kereta Api di Moskow. Melintasi Rusia dengan kereta api yang akan melaju hingga ke Vladivostok di pesisir Samudra Pasifik. Trans-Siberian railway, jalur kereta api terpanjang di dunia.
Tak tanggung-tanggung, dengan jarak 9.288 kilometer kamu akan melintasi ratusan kota-kota besar, maupun kecil. Juga, melalui tujuh zona waktu yang berbeda. Karena sungguh, perjalanan bukan hanya sekedar menemukan destinasi. Tapi, menikmati setiap langkahnya.
Mengingat kalimat-kalimat yang terjalin di Aleph, novel karya Paulo Coelho yang mendeskripsikan perjalanan untuk alasan yang benar-benar pribadi. Bukan tanpa sebab munculnya ingatan akan hal itu, dalam Aleph pun sang tokoh merasakan pesona trans-siberian railway.
Ditemani harmoni dari mesin yang menderu, seperti Paulo, kamu pun akan bertanya-tanya dalam hati. Untuk apa orang-orang ini melakoni perjalanan beribu kilometer. Menemukan sesuatu yang hilang? Memulai sebuah petualangan? Untuk kembali ke rumah? Membuatmu berhenti sejenak dari pikiran-pikiran rutin yang biasanya melanda saat travelling.
Hingga akhir abad ke-19, jalur ini banyak digunakan para traveler untuk menjangkau Oymyakon, satu daerah di Siberia yang punya temperatur -72 derajat celcius. Jauh sebelum itu, perang sipil pecah setelah Revolusi Komunis yang terjadi pada 1917 dan jalur ini menjadi tempat dimana perang kerap berlangsung.
Berteman dengan suara pergerakan kereta api, pemandangan yang begitu memesona, dan sedikit kenangan akan Aleph membuatmu merasakan perjalanan yang berbeda di trans-siberian railway. Membebaskan pikiran dari jerat rutinitas yang begitu mencekik.
Baca Juga: Terhipnotis Kemegahan Kastil Abad Pertengahan di Hämeenlinna