Eksklusif: Tak Lagi 'Melayu', Jeane Phialsa Konsisten Ngejazz

Nizar Zulmi diperbarui 19 Agu 2015, 08:20 WIB

Fimela.com, Jakarta Posisinya mungkin sering di belakang, tapi ia menjadi kunci permainan. Tugasnya mengawal tempo dan menyelaraskan irama dalam sebuah pertunjukan musik. Menjadi seorang drummer adalah jalan yang dipilih oleh , atau yang kerap disapa Alsa 'Setia'.

Meski masih berusia muda, 22 tahun, kiprah Alsa di jalur musik tak bisa disepelekan. Belajar alat musik ritmik sejak usia 8 tahun, musisi berzodiak Gemini ini termasuk salah satu drummer profesional yang tak hanya ekspresif saat ngeband, tapi juga stabil dan konsisten sebagai drummer orkestra Erwin Gutawa.

Baca Juga: Alsa Bakal Ngeband Bareng Isyana Saraasvati dan Chua Kotak untuk SCTV 25

 

Nama Alsa sendiri mulai banyak dikenal orang setelah menjadi session player bersama Setia Band yang digawangi Charly Van Houten. Namun karena satu dan lain hal, Alsa memutuskan tak lagi setia bersama Setia Band.

Alsa dan orang di sekitarnya mungkin tak pernah menyangka, drummer yang khatam lagu-lagu Dream Theater hingga Jamiroquai ini sempat 'terdampar' di musik Melayu. Tapi bagi Alsa, semua hal ada plus minus-nya. Ia tetap melangkah ke depan.

 

Kini Jeane Phialsa mencoba konsisten dengan musik yang benar-benar menjadi passion-nya. Ia pun banyak berbagi cerita seru, sedih hingga kisah mendebarkan yang ia alami sepanjang karier bermusiknya.

Seperti apa kisah pahit manis Jeane Phialsa di dunia musik? Apa yang menjadi visi utamanya dalam bermusik? Simak hasil wawancara eksklusif kami dengan drummer cantik yang satu ini.

2 dari 3 halaman

Alsa Memilih Tak Lagi Setia kepada Setia Band

Jeane Phialsa bicara soal perjalanan musiknya dari Setia Band hingga persiapan rilis album solo jazz. (Photo by Febio Hernanto, Digital Imaging by Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Di kalangan komunitas musisi jazz, nama Jeane Phialsa sudah tak asing lagi. Mendalami genre yang banyak orang bilang sebagai 'musik mahal', Alsa menikmati jazz sedari kecil karena influence orangtua, terutama sang bunda.

Alsa pun membeberkan awal mulanya berkenalan dengan drum, dan keputusan besarnya untuk merambah musik Melayu yang saat itu sedang naik di pasaran.

Dari sekian banyak alat musik, kenapa Alsa pilih drum?

"Aku sempet belajar beberapa alat musik sih, karena kebetulan Mama suka denger musik. Dari kecil udah biasa didengerin musik jazz dan klasik. Trus dulu aku orangnya tomboy, dan ngelihat orang main drum itu keren, feel-nya kaya dapet banget. Apalagi saat itu cewek main drum kan masih jarang banget, kalau sekarang sih mungkin udah mulai banyak. Sejak saat itu aku memutuskan belajar drum."

Support orangtua terhadap karier musik Alsa sejauh mana?

"Ngedukung banget sih, asal nggak mengesampingkan pendidikan. Dulu bahkan sempat dilarang main musik sama Mama karena sering lupa waktu. Jadi dulu diancam berhenti bermusik kalau misalnya nilai aku di sekolah jelek. Untungnya nggak pernah kejadian. Trus dulu Mama juga sempet bikinin aku mini konser gitu karena ngelihat potensi aku kali ya, jadi waktu itu aku bawain sekitar 10 lagu, ada lagu-lagunya Dream Theater juga." 

Suka musik jazz, kenapa Alsa sampe terpikirkan untuk gabung di Setia Band?

"Jadi sebenernya di Setia Band dulu aku jadi session player aja sih, tapi sekarang udah nggak. Aku nggak pengen membatasi diri di satu grup aja. Di luar itu aku juga punya dua project, Fusion Stuff sama Starlite, dua-duanya berkutat di jazz. Jujur aja waktu temen-temen denger aku di Setia, banyak yang mempertanyakan, bahkan ngebully juga. Tapi aku lihat plus minusnya aja lah. Beberapa orang juga banyak yang kenal aku dari Setia, bahkan ada yang sampe sekarang masih sering support. Waktu itu Mama juga ingin biar aku dikenal orang juga sih, hehe."

Ada pengalaman seru waktu manggung bareng Setia Band?

"Wah banyak sih, sampe pernah nggak 'ngeh' saat itu lagi di mana. Karena waktu itu Setia lagi tur keliling Indonesia, dan dalam sebulan cuma manggung, istirahat di hotel, besoknya pergi lagi. Trus pernah juga ngerasain yang namanya diikutin fans sampe hotel dan digedor-gedor pintunya. Serem sih kalo itu," kata Alsa diselingi tawa.

Nyesel nggak sih pernah gabung di Setia Band dan diejek temen musisi?

Nggak sih, semua ada plus minusnya. Jadi aku ambil positifnya aja. Dulu Mama yang nyaranin aku buat ambil tawaran itu, biar aku dikenal orang. Orangtua mana sih yang nggak pengen anaknya terkenal? Hehe. Ini saatnya aku tunjukin minat musik aku yang sebenarnya, dan Alhamdulillah Mama selalu dukung,"

3 dari 3 halaman

"Aku Ingin Dikenal Sebagai Musisi, Bukan Selebriti"

Jeane Phialsa bicara soal perjalanan musiknya dari Setia Band hingga persiapan rilis album solo jazz. (Photo by Febio Hernanto, Digital Imaging by Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Seorang seniman disebut seniman ketika ia punya karya. Kepuasan dalam bermusik menjadi tujuan utama Jeane Phialsa saat ini. Konsisten dengan niatnya di ranah jazz, Alsa sudah menyiapkan sebuah masterpiece yang akan jadi 'anak' pertamanya sebagai musisi.

Alsa akan merilis sebuah album solo instrumental bergaris besar jazz. Album ini menjadi bukti keseriusannya sebagai orang yang mencintai musik. Alsa ingin dikenal sebagai seorang musisi, bukan selebriti.

Sejauh mana persiapan album pertama Jeane Phialsa?

"Persiapan Alhamdulillah udah tinggal mastering aja, perkiraan rilis akhir November. Di album ini total ada 7 lagu, 6 lagu instrumental, dan satu lagu bakal kolaborasi sama seorang penyanyi yang menurutku karakter suaranya pas. Lagu-lagu di album ini aku yang ciptain, dibantu produser aku Mas Alvin Lubis. Prosesnya lumayan cepet, karena emang udah lama pengen bikin album. Alhamdulillah sekarang bisa kesampean."

Proses pembuatan album ini seperti apa? Ada musisi lain yang terlibat?

"Seneng banget di album ini ada lagu yang gitarnya diisi Mas Tohpati. Selain itu juga ada om Indro Hardjodikoro, dan mas Alvin Lubis yang banyak bantuin. Jadi proses bikin lagunya aku cuma pake keyboard yang dua oktaf doang, sama pake software. Jadi aku kirim datanya ke Mas Alvin, dan aku pilih produser pemain piano karena dia yang ngerti harmonisasi nada. Tinggal disesuain dengan tema dan suasana lagunya seperti apa.

Lagu-lagu di album ini ceritanya tentang apa sih?

"Lagunya banyak terinspirasi dari momen-momen yang aku alami, dan lebih banyak main imajinasi. Misalnya kaya nyeritain waktu aku lagi di jalan, makan malam, atau menghabiskan waktu dengan seseorang. Di situ aku rasain dan coba menuangkannya lewat musik jatohnya kaya scoring film gitu. Cuman yang ini lebih ke musiknya. Di album ini ada satu lagu yang ada vokalnya, yang kaya jadi kesimpulan dari seluruh lagu yang ada di album aku. Tunggu aja ntar seperti apa waktu rilis ya."

Apa yang ingin disampaikan Alsa melalui album solo ini?

Aku pengen ngasih lihat aja bahwa perempuan juga bisa punya karya, bisa setara dengan para pria dan bisa menginspirasi. Sementara untuk para pria juga memotivasi, kaya 'perempuan aja bisa kaya gini, masa aku ga bisa' gitu. Aku inginnya bisa dikenal dari karya sebagai musisi, bukan dari tampang atau semacamnya kaya selebriti. Harapannya sih album ini bisa didenger dan dinikmati temen-temen seumuran, anak SMA sampe yang udah kerja. Lagu-lagu di album aku ini nggak berat kok kalo didengerin, hehe," pungkas Alsa.